A. PENGERTIAN
PENELITIAN
Penelitian
merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilandaskan pada analisis dan konstruksi
yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten yang bertujuan
untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu manifestasi hasrat untuk
mengetahu apa yang sedang dihadapi (Soerjono Soekanto).
metode
penelitian sosial dapat diartikan sebagai pelajaran yang menjelaskan tentang
metode-metode ilmiah untuk mengkaji kebenaran dan mengembangkan pengetahuan
yang menyangkut gejala-gejala dan masalah sosial. Sebelum suatu penelitian
sosial dilaksanakan, terlebih dahulu dipersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan penelitian tersebut. Rancangan penelitian adalah suatu
rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara
sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien dan
efektif sesuai dengan tujuannya.
rancangan
penelitian sosial sekurang-kurangnya mempunyai ruang lingkup yang terdiri atas:
1. penentuan
judul penelitian;
2.
penentuan masalah penelitian;
3. penentuan
tujuan penelitian;
4.
tinjauan kepustakaan;
5.
penetapan hipotesis (kalau diperlukan);
6.
penentuan populasi dan sampel
penelitian;
7. penentuan
metode dan teknik pengumpulan data;
8.
penentuan cara mengolah dan menganalisis
data; dan
9.
daftar pustaka
unsur-unsur
penting filosofi yang mendasari penelitian sosial sebagai kegiatan ilmiah,
yaitu:
1. Kegiatan
intelektual (pemikiran);
2. Mencari
makna yang hakiki (interpretasi);
3. Segala
fakta dan gejala (objek);
4. Dengan
cara refleksi, metodis, sistematis (metode);
5. Untuk
kebahagiaan masyarakat (tujuan).
Sebagai kegiatan ilmiah, penelitian sosial
juga memiliki ciri-ciri sebagaimana dijelaskan oleh Soedjono Dirdjosisworo
sebagai berikut:
1. Sistematis
artinya bahasan tersusun secara teratur, berurutan menurut sistem.
2.Logis
artinya sesuai dengan logika, masuk akal, benar menurut penanalaran.
3. Empiris
artinya diperoleh dari pengalaman, penemuan, pengamatan.
4. Metodis
artinya berdasarkan metode yang kebenarannya diakui oleh penalaran.
5. Umum
artinya menggeneralisasi, meliputi keseluruhan tidak menyangkut yang khusus
saja
6. Akumulatif
artinya bertambah terus, makin berkembang, dinamis.
B. Judul
Penelitian
Terdapat
dua hal yang harus diperhatikan dalam judul penelitian, yaitu penentuan judul
dan syarat pemilihan judul.
2.1.
Penentuan Judul
Penentuan
judul penelitian sangat penting karena dalam judul tergambarkan objek dan
subjek apa yang ingin diteliti, di mana lokasinya, tujuan dan sasaran apa yang
ingin dicapai. Ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan bagi seorang
peneliti dalam menentukan judul penelitian, yaitu sebagai berikut.
a. Keterjangkauan
Prinsip pertama yang harus diperhatikan ialah bahwa
judul ataupun objek yang akan diteliti sedapat mungkin terjangkau oleh
kemampuan peneliti. Keterjangkauan ini sangat bergantung pada beberapa faktor,
yaitu tingkat pengetahuan peneliti, waktu dan biaya yang tersedia, kesulitan
memperoleh pembimbing, serta kerja sama dengan pihak lain. Tingkat pengetahuan
yang dimiliki peneliti adalah seberapa jauh seseorang mempunyai bekal
pengetahuan yang diperoleh.
b. Ketersediaan Data
Judul penelitian yang akan dipilih sedapat mungkin
tersedia datanya. Para peneliti akan mengalami kesulitan apabila judul yang
dipilih tidak tersedia datanya. Dalam penelitian sosial, data yang diperlukan
biasanya berasal dari dua sumber, yaitu data lapangan dan data kepustakaan atau
instansi.
b.
Arti Penting dari
Judul yang Dipilih
Pemilihan judul harus dilakukan dengan cermat. Hal
ini dimaksudkan agar judul memiliki arti cukup penting untuk diteliti.
Pentingnya judul sangat bergantung pada hal-hal berikut.
1. Judul yang dipilih dapat mendukung atau memberikan
sumbangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan khususnya bidang sosial selalu
berkembang dari waktu ke waktu. Ilmu dalam pengembangannya diperlukan ide-ide
atau penemuan-penemuan baru yang dapat dipakai sebagai dasar, hukum, atau
teori-teori baru dalam bidang pengetahuan tersebut. Oleh karena itu, pemilihan
judul penelitian sedapat mungkin dapat mendukung atau mengembangkan ilmu-ilmu
sosial.
2. Ada ketidakpuasan terhadap studi sebelumnya. Objek
penelitian bisa saja sama dengan objek sebelumnya, namun judul penelitian baru
bersifat mengembangkan penelitian yang dilakukan orang lain sebelumnya.
Artinya, karena seseorang tidak puas dengan penelitian orang lain, peneliti
berusaha meneliti dengan maksud untuk mengembangkan penelitian sebelumnya.
3. Menarik minat untuk diselidiki. Seseorang yang
memilih judul penelitian seharusnya disesuaikan dengan minatnya, jangan memilih
judul penelitian yang bertentangan dengan minat karena dapat menimbulkan
kebosanan dan ketidakpuasan.
2.2.
Syarat Pemilihan Judul
Ada
beberapa syarat yang diperlukan dalam pemilihan judul penelitian, antara lain sebagai
berikut:
a. Judul Ditetapkan Setelah Peneliti Mengetahui
Permasalahan Pokok Objek yang akan Diteliti. Setiap objek yang akan diteliti
diperlukan pengungkapan secara garis besar dan visual atas
kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang ada.
b. Judul Penelitian
Mencerminkan Keseluruhan Isi Penulisan
Dari judul penelitian, kita dapat memperkirakan apa
kegiatan dan isi penulisan yang dibuat seorang peneliti.
c. Judul Harus
Menggunakan Kalimat Singkat dan Jelas
Setiap judul penelitian harus menggunakan kalimat singkat
dan jelas. Judul yang terlalu panjang atau bertele-tele dapat membingungkan
pembaca.
C.
Masalah Penelitian
3.1.
Peranan Masalah
Dalam
penelitian, masalah sangat berperan untuk mengarahkan seorang peneliti
melakukan kegiatan penelitiannya. Jika tidak merumuskan masalah, para peneliti
dapat mengalami kebingungan, baik dalam pelaksanaan kegiatan penelitian maupun
dalam penulisan.
Ada
beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam memperinci masalah utama
(judul penelitian), yaitu bahwa perincian masalah:
1.
masih berhubungan
erat dengan masalah utama (judul penelitian);
2.
mendukung tujuan
penelitian;
3.
mengembangkan atau
memperluas cara-cara menguji suatu teori;
4.
memberikan
sumbangan kepada pengembangan metodologi penelitian;
5.
memanfaatkan
konsep-konsep teori atau data dan teknik dari disiplin yang bertalian; dan
6.
menunjukkan
variabel-variabel apa saja yang perlu diteliti.
3.2 Sumber Masalah Penelitian
penelitian yang baik adalah menarik bagi peneliti
sehingga memiliki tanggung jawab untuk memecahkannya. Untuk mendapatkan masalah
penelitian, perhatikan hal-hal berikut.
Secara garis besar, masalah penelitian terdiri atas
tiga jenis atau bentuk, yakni sebagai berikut.
Masalah untuk mengetahui status dan mendeskripsikan
fenomena. Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan mengenai apa dan
bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainnya, penelitiannya bersifat
deskriptif yaitu menjelaskan suatu peristiwa.
Masalah untuk membandingkan dua fenomena atau lebih.
Dalam melakukan perbandingan, penelitian selalu memandang dua fenomena atau
lebih, ditinjau dari persamaan dan perbedaan yang ada, maka untuk mengungkapnya
dilakukan penelitian yang bersifat komparatif.
Masalah untuk mencari hubungan antara dua fenomena
atau lebih (problema korelasi). Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan
ada tidaknya hubungan dan apabila ada, bagaimana erat atau tidaknya
hubungan-hubungan itu.
3.3.
Petunjuk Penentuan Masalah Penelitian
a. Merumuskan dan Membatasi Masalah Penelitian
Masalah penelitian harus dirumuskan dengan jelas dan
tegas, tetapi tidak lepas dari judul dan tujuan penelitian.
c.
Asumsi (Anggapan
Dasar)
Asumsi adalah suatu pernyataan pokok yang dibuat
dalam suatu penelitian dan secara umum dapat diterima kebenarannya walaupun
tanpa pembuktian.
d. Istilah-Istilah
Istilah-istilah, konsep-konsep, atau kata-kata yang
penting dan mengandung makna tertentu perlu diberi batasan atau definisi agar
tidak menimbulkan salah penafsiran bagi pembacanya
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan
penelitian sangat bergantung pada judul dan masalah penelitian. Tujuan
penelitian dapat mengarahkan peneliti untuk mencapai sasaran dan target yang
ingin dicapai.
E.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan
kepustakaan juga dikenal dengan istilah studi kepustakaan yang memiliki fungsi
sebagai berikut.
1. Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang
diteliti sehingga permasalahan dapat dikuasai dengan baik.
2. Menegaskan kerangka teoretis yang dijadikan landasan
berpikir dalam menjawab masalah penelitian yang diajukan.
3. Mempertajam konsep yang digunakan sehingga
memudahkan perumusan hipotesis.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu
masalah. Jawaban tersebut masih perlu diuji kebenarannya.
6.1. Hipotesis Harus Mendukung Judul, Masalah, dan Tujuan
Penelitian
6.2. Hipotesis
Harus Dapat Diuji Berdasarkan Data Empiris
Untuk menguji hipotesis, orang perlu mengumpulkan
data empiris
6.3. Hipotesis Harus Bersifat Spesifik
Hipotesis agar bersifat spesifik, konsep-konsep yang
digunakan harus jelas dan sedapat mungkin dapat diolah secara spesifik atau
dapat digolongkan ke dalam kategori-kategori tertentu.
G.
Populasi dan Sampel
Menetapkan
populasi dan sampel merupakan kegiatan dalam memilih subjek penelitan. Subjek
penelitian dapat berupa benda, hal, atau tempat data untuk penelitian yang
dipermasalahkan. Di dalam sebuah penelitian, subjek penelitian merupakan
sesuatu yang sangat netral karena pada subjek penelitian data variabel yang
akan diambil peneliti dan pada subjek penelitian dikenal populasi dan sampel.
7.1.
Populasi
Jika
seorang peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
penelitian dilaksanakan melalui populasi.
7.2.
Sampel
Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang dipilih untuk diteliti.
Beberapa
cara pengambilan sampel penelitian dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Sampel Random (Sampel Acak, Sampel Campur)
Dalam pelaksanaannya, pengambilan sampel random
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Pengambilan Sampel dengan Cara Undian
Cara ini dapat dilakukan dengan jalan memasukkan
kertas yang telah diberi tanda atau nama-nama populasi, ditentukan jumlah
sampel yang akan diambil, kemudian dikocok dan yang keluar terlebih dahulu maka
itulah sampel. Hal ini seperti awal pembukaan arisan.
2) Pengambilan Sampel dengan Cara Interval
Pengambilan sampel dengan cara ini berdasarkan
sejumlah angka dari nama-nama populasi, tentukan banyaknya sampel yang akan
diambil, kemudian buat rentang angka dari populasi tersebut.
a.
Sampel Berstrata
Peneliti berpendapat jika populasi terbagi atas
tingkat atau strata, pengambilan sampel tidak dapat dilakukan secara random
karena setiap strata harus diwakili. Jadi, pengambilan sampelnya harus diambil
dari setiap strata untuk mewakili sifat populasi secara keseluruhan.
b.
Sampel Wilayah
Sampel wilayah dilakukan jika terdapat perbedaan
ciri antara wilayah yang satu dan wilayah yang lainnya. Sampel wilayah adalah
teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang
terdapat dalam populasi.
c.
Sampel Proporsi
Sampel proporsi atau sampel imbangan adalah teknik
pengambilan sampel yang digunakan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel
berstrata atau sampel wilayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar