Minggu, 03 April 2016

MAKALAH SEJARAH BERDIRINYA MUHAMMADIYAH



PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan merupakan pendiri Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan pada tanggal 18 November 1912, di kampung Kauman Yogyakarta.Pada tahun itu,K.H. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melakukan cita-cita dalam pembaharuan Islam di Indonesia. K.H.Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramalmenurut tuntunan agama Islam.la ingin mengajak umat Islam di Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Sejak pertama didirikan, telah ditegaskan bahwa Muhammadiyah bukan organisasiyang bergerak dibidang politik, namun bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan. Hasil pemikiran K.H.Ahmad Dahlan yangdilakukan secara mendalam dansungguh-sungguh tersebut, kemudian melahirkan berbagai gerakan pembaharuan yang merupakan operasionalisasi dan pelaksanaan darihasil pemahaman dan pemikirannyaterhadap ajaran Islam. Di Indonesia lahir beberapa organisasi atau gerakan islam, diantaranya adalah Muhammadiyah yang lebih dari 30 tahun sebelum merdeka,dan organisasi lainnya yang bergerak di bidang politik,social dan pendidikan.
Muhammadiayah adalah organisasi yang berdiri bersamaan dengan kebangkitan masyarakat Islam Indonesia pada dekade pertama yang sampai hari ini bertahandan membesar yang sulit dicari persepadanannya. Jika dilihat dari amal usaha dan gerakan Muhammadiyah dibidang sosial kemasyarakatan,khususnya di bidang pendidikan dan dan kesehatan, maka Muhammadiyah merupakan organisasi sosial keagamaan yang terbesar di Indonesia.
B.        Rumusan Masalah
            Dari latar belakang yang menyebutkan bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi terbesar di Indonesia maka sangat menarik jika kita lebih mendalami untuk mengerti tentang bagaimana sebenarnya latar belakang berdirinya Muhammadiyah dan apa saja yang melatarbelakangi pendiriannya, sehingga sampai saat ini masih bisa tetap terjaga
eksistensinya sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang terbesar diIndonesia.
C.      Tujuan
            Tujuan penyusun makalah ini untuk memenuhi tugas Kemuhammadiyahan
Kelompok 3 yang diberikan oleh Dosen pembimbing mata kuliah
Kemuhammadiyahan dengan tema “Sejarah Berdirinya Muhammadiyah”. Disamping itu juga kelompok 1 ingin mengetahui tentang bagaimana muhammadiyah didirikan dan apa yang menjadi faktor yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah.




















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Arti Muhammadiyah
Dalam catatan sejarah, nama Muhammadiyah yang diberikan oleh KH. Ahmad Dahlan terhadap organisasi yang didirikannya adalah atas usul dari seorang kerabat sekaligus teman seperjuangannya yang bernama Muhammad Sangidu, Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaharuan yang kemudian menjadi penguhulu Kraton Yogyakarta. Setelah melalui salat istikharah, KH. Ahmad Dahlan kemudian memberikan nama Muhammmadiyah bagi organisasi yang akan dipimpinnya itu (Haedar Nashir,2006:1).
Secara etimologis, Muhammadiyah berasal dari bahasa Arab dengan kata  dasar “Muhammad”,yaitu nama seorang Nabi atau Rasul terakhir yang diutus olej Allah ke muka bumi ini. Kemudian kata tersebut mendapatkan tambahan akhir”ya nisbah” yang artinya menjeniskan atau mengelompokkan. Dengan demikian, Muhammadiyah berarti kelompok, umat dan pengikut Muhammad. Dengan demikian siapapun yang beragama islam,yang mengucapkan dua syahadat, maka dia adalah orang Muhammadiyah, tanpa dilihat atau dibatasi oleh perbedaan organisasi, golongan, bangsa, geografis etnis, dan sebagainya.
Sedangkan secara terminologis, Muhammadiyah adalah organisasi dan gerakan islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berasas islam dan bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan tanggal 18 November 1912 M  di kota Yogyakarta.
B.   Latar Belakang Lahirnya Muhammadiyah
Secara global, menurut Mustafa Kamal Pasha Dan Ahmad Adaby Darban (2009:100-106)  faktor-faktor yang menjadi latar belakang lahirnya Muhammadiyah dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu subjektif dan faktor obyektif.
1.Faktor subyektif
Faktor subyektif adalah faktor  yang didasarkan atas pertimbangan pribadi KH. Ahmad Dahlan. Faktor subyektif inilah yang sangat kuat, bahkan dikatakan sebagai faktor utama dan faktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah.
Menurut para analis, faktor subyektif yang paling fundamental adalah hasil kajian mendalam KH. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an. Sikap KH. Ahmad Dahlan seperti ini sesungguhnya dalam rangka melaksanakan firman Allah sebagaimana yang tersimpul dalam surat An-Nisa ayat 82 dan surat Muhammad ayat 24, yaitu melakukan taddabur atau memperhatikan dan mencermati dengan penuh ketelitian terhadap apa yang tersirat dalam ayat-ayat al-Qur’an. Sikap seperti ini pulalah yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan ketika mencermati surat Ali Imran ayat 104 yang artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu sekalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.
2.  Faktor Obyektif
            Faktor obyektif adalah faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya Muhammadiyah menurut kenyataan yang terjadi secara empiris pada saat itu. Ada beberapa sebab yang bersifat obyektif yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah yang dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor penyebab yang muncul di tengah-tengah kehidupan masyarakat islam indonesia. Sedangkan faktor eksternal yaitu, faktor-faktor penyebab yang ada di luar masyarakat islam indonesia. Faktor obyektif yang bersifat internal,yaitu:
a.    Ketidak murnian amalan islam akibat tidak dijadikannya al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian besar umat islam indonesia.
            Kondisi masyarakat yang masih sangat kental dengan kebudayaan Hindu, Budha, Animisme, dan Dinamisme memunculkan kepercayaan dan praktik ibadah yang menyimpang dari islam. Kepercayaan dan praktik ibadah tersebut dikenal dengan istilah tahayyul, bida’ah dan Churafat (TBC). Dala peraktik pengamalan agamanya, ummat islam masih banyak percaya kepada benda-benda keramat, seperti keris, tombak, batu aji, azimat, hari baik dan buruk. Mereka sering pergi kekuburan para wali dan ulama yang dianggap keramat untuk meminta berkah.
            Dalam ibadah, ummat islam saat itu melaukan ritual keagamaan yang telah tercampur dengan budaya luar. Dalam ibadah mahdlah , mereka menambah dan mengurangi ajaran islam yang sebenarnya. Saat ada yang meninggal dunia, diadakan upacara hari ketiga, ketujuhh, kesembilan, keseribu dan seterusnya. Agar keinginan manusia cepat tercapai, ummat islam mencari wasilah (perantara) yang menghubungkan mereka dengan tuhan, padahal wasilah telah meninggal dunia.
b.    Lembaga pendidikan yang dimiliki ummat islam belum mampu menyiapkan generasi yang siap mengembanmisi selaku “ khalifah Allah di atas bumi”.
          KH. Ahmad Dahlan mengetahui bahwa pendidikan di indonesia terpecah menjadi dua yaitu pendidikan pesantren yang hanya mengajarkan ajaran-ajaran agama dan pendidikan barat yang sekuler. Kondisi menjadi pemisah antara golongan yang mendapat pendidikan agama dengan golongan yang mendapatkan pendidikan sekuler.
          Dualisme sistem pendidikan diatas membuat perihatin KH. Ahmad Dahlan oleh karna itu cita-cita pendidikan Ahmad Dahlan ialah melahirkan manusia yang berpandangan luas dan memiliki pengetahuan umum, sekaligus yang bersedia untuk kemajuan masyarakatnya. Cita-cita ini dilakukan dengan mendirikan lembaga pendidikan dengan kurikulum yang menggabungkan antara imtak dan iptek.
          Sedangkan paktor obyek yang bersipat eksternal, itu :
a)    Pengaruh ide dan gerakan pembaruan islam ditimur tengah.
b)   Semakin meningkatnya gerakan keristenisasi ditengah-tengah masyarakat indonesia.
c)    Penetrasi bangsa-bangsa eropa,terutama bangsa belanda ke indonesia.

C.      Pokok-pokok pemikiran KH. Ahmad Dahlan
Pokok-pokok pemikiran yang tertuang dalam buku ini dirujuk dan dikutip langsung dari tulisan M. Yusron asrafi (2005:47-126), kecuali bagian-bagian yang diberikan referensi lain. Dalam bukunya tersebut, yusron asrafi memotret pemikiran KH. Ahmad Dahlan dalam Tiga aspek, yaitu aspek keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan.
1.    Pemikiran dalam bidang keagamaan
a)    Sumber Hukum
Disamping dua sumber pokok, Al-qur’an dan Al-hadist sebagai sumber hukum, dia juga menggunakan kitab-kitab dari ahlus sunnah wal jamaah dalam bidang aqidah dan dari imam syafi’i dalam ilmu fiqih. Meskipun demikian, dalam peraktiknya jika muncul suatu masalah, maka ia akan mencari sumbernya dari Al-qur’an dan Al-hadist ditambah dengan hasil kajian dari kitab-kitab yang telah di baca. Dengan metode pengambilan hukum atau pemberian tafsir seperti itu, ada tuduhan bahwa dia dan Muhammadiah mengajarkan ajaran yang keluar dari mazhab.
b)   Bidang Teologi
Dalam bidang teologi KH. Ahmad Dahlan tidak mendapat perhatian yang besar. Menurut KH. Mas Mansur, dalam masalah ini dia kembali pada pendapatan ulama salaf dan dia tidak suka berfikir yang mendalam tentang hal itu. Menurutnya, masalah ketuhanan menimbulkan perbedaan pendapat dan tidak berakibat peraktis untuk beramal. Itulah mangkanya dia mengartikan orang beragama sebagai orang yang melahirkan amal. Orang beragama harus menyerahkan harta dan dirinya kepada Allah sebagai bukti keimanannya. Jadi iman harus disertai dengan amal dan semuanya hanya tertuju kepada Allah
c)    Persatuan ulama
       Dalam masalah persatuan ulama untuk mencari kebenaran dan kebaikan islam, dia mengadakan musyawarah tentang kiblat. Pimpinan-pimpinan Gerakan Islam dan Muhammadiyah bekerjasama mengadakan kongres islam di Garut dan kemudian di Cirebon. Atas dasar itulah ia mengadakan perkumpulan ulama Muhammadiyah yang bernama”Musyawaratul Ulama”. Pada mulanya perkumpulan itu hanya menjadi tempat peertemuan ulama Muhammadiyah untuk membicarakan hukum-hukum islam. Tetapi setelah lama di seluruh jiwa untuk membicarakan bagaimana usaha-usaha agar islam di indonesia menjadi kuat.
d)   Pemurnian Agama
Beberapa bid’ah dan khurafat yang di berantas oleh KH.Ahmad dahlan, yaitu:
1)   Upacara selamatan pada waktu ibu mengandung tujuh bulan upacara selamatan pada waktu kelahiran (puputan).
2)   Upacara selamatan kematian, baik selamatan hari ke-3, ke-7, ke-100, satu tahun dan hari ke 1000.
3)   Permintaan keselamatan dan kesuksesan pada kuburan-kuburan para wali atau orang yang dianggap suci .
4)   Ziarah kubur yang ditentukan setiap bulan sya’ban atau di sebut bulan ruwah yang berarti roh.
5)   Bacaan-bacaan tahlil untuk di kirim kepada orang yang meninggal.
     Selawatan ( membaca sholawat dengan memakai terbang).
6)   Takhayul lailatul qadar yang di jalankan dengan mengelilingi beteng karaton dan pohon beringin Yogyakarta.
7)   Kepercayaan kepada jimat-jimat.
2.    bidang kemasyarakatan
           Dorongan mati sebagai amal KH.Dahlan menyatakan:” kita manusia hidup di dunia hanya sekali, untuk bertaruh: sesudah mati, akan mendapatkan kebahagiaankah atau kesangsaraankah (KRH.Hadjid,2008:7).
            KH.Ahmad dahlan menyatkan bahwa mati adalah bahaya yang besar, tetapi lupa kepada mati adalah bahaya yang lebih besar lagi.Oleh karena itu manusia harus bersiap-siap menghadapi kemtian dengan menyelesaikan urusan-urusannya dengan allah dan dengan sesama manusia. Pemikiran tentang dorongan mati nampaknya mendapatkan tempat yang istimewa.Dia memberi penafsiran yang positif terhadap dorongan mati, dalam arti: agar selamat dari siksa neraka, manusia harus berbuat sesuatu yaitu harus beramal. Dorongan mati yang ada padanya menjadi dorongan bagi terciptanya karya amal.
        Adapun bekal perjuangan yang diberikan oleh KH.Ahmad Dahlan adalah
a)    Dengan keiklasan hati menunaikan tugasnya sebagai wanita islam sesuai dengan bakat dan kecakapannya, tidak enghendaki sanjung puji dan tidak mundur selangkah karena dicela
b)   Penuh keinsyafan bahwa beramal iu harus berilmu.
c)    Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap syah oleh tuhan hanya untuk menghinari sesuatu tugas yang di serahkan kepadanya.
d)   Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama islam.
e)    Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan seperjuangan.
f)    Pemikiran dalam bidang kenegaraan
           Dua dekade pertama abad kedua puluh adalah suatu babak baru dalam sejarah bangsa indonesia. Zaman itu terkenal sebagai zaman kebangkitan nasional. Setiap gerakan kebangkitan adalah menuju kepada kemajuan. Arah kemajuan mengarah ke segala bidang, baik bidang politik, sosial maupun ekonomi. Ada yang berlandasan jasmaniah daan adapula yang berlandasan rohaniah , agama. Sekalipun bidangnya berbeda-beda, namun sebagai gerakan kemajuan , ia memiliki suatu sifat yang sama, yaitu ingin membebaskan atau minimal meringankan bangsa dan tanah air dari belenggu-belenggu jasmaniah dan rohaniah, yang di dalam zaman sebelum nya meningkat seluruh kehidupan bangsa indonesia.
           Zaman itu meliputi Budi utomo berdiri. Organisasi itu didirikan oleh kalangan pemuda- pemuda intelek yang bangsawan. Kemudian sarekat dagangan islam juga berdiri, yang kemudian berganti nama menjadi sarekat islam. Sesuai dengan namanya yang pertama maka sarekat islam banyak terdiri dari kaum pedagang. Di samping itu juga berdiri juga organisasi muahammadiahyang bergerak dalam lapangan pendidikan sosial. Pendirinya adalah KH. Ahmad Dahlan.
            KH. Ahmad Dahlan bukanlah tokoh politik. Dia lebih bergerak dalam lapangan dakwah, pendidikan dan gerakan amal sosial. Meskipun begitu dia juga memasuki perkumpulan bahkan menjadi pengurus budi utomo yang diakui sebagai gerakan kebangkitan nasional yang pertama di indonesia. Dalam sarekat islam, dia duduk sebagai penasehat. Sarekat islam adalah pergerakan nasional dan inti impearialis pertama yang kuat dan banyak berpengaruh di indonesia.
D.      Bentuk Dan Lambang Muhammadiyah
           Bentuk dan lambang muhammadiyah diciptakan oleh KH.Siraad Dahlan, putera pertama KH.Ahmad Dahlan yang mewarisi intelektulitas dalam bidang ilmu , falak, keulamaan dan darah seninya( M. Sukrianto AR, 2015). Lambang muhammadiah terdiri dari 12 sinar matahari yang putih bersih yang memancarkan sinar ke arah segala penjuru bumi. Di tengah-tengah matahari terdapat lukisan dengan hurup arab yang berbunyi “Muhammadiyah” pada dua lingkaran yang mengelilingi Tulisan hurup arab “Muhammadiah” tersebut, terhadap tulisan yang di ambil dari dari dua kalimat syahadat yaitu syahadat tauhid pada lingkaran atas dengan tulisan arab asyhadu alla ilaha illallallah (saya bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan kecuali allah); dan syahadat rasul pada lingkkaran bagian bawah dengan tulisan :wa asyhadu anna muhammad rasulullah ( dan aku bersaksi bahwa muhammad adalah utusan allah). seluruh gambar matahari dengan atribut bewarna putih dan terletak di atas warna dasar hijau daun. Untuk leih jelasnya berikut gambar muhammadiah:
                                         Description: C:\Users\ACERLAPTOP\Documents\logo\Muhammadiyah.JPG

             Adapun maksud lambang muhammadiah tersebut adalah: gambar matahari dan 12 sinar yang putih. Secara teoritis, matahari merupakan titik pusat dalam tata surya dan merupakn sumber kekuatan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Matahari juga merupakan titik sentral semua planet,matahari mengeluarkan sinar panas yang sangat berguna bagi kehidupan biologis semua mahluk hidup di muka bumi. Tanpa sinar matahari semua mahluk hidup akan mati.
            Dengan menggambarkan dirinya seperti matahari, muhammadiyah berkeinginan menjadi wadah, organisasi yang dalam setiap langkah dan gerakannya dalam kehidupan di harapkan sepertihalnya matahari yang dapat menjadi sumber pencerahan bagi kekuatan seperitual dan rohani bagi yang mau mnerima pancaran sinarnya berupa ajaran agama islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah Al-Maqbulah.
           Tulisan muhammadiah di tengah menunjukkan bahwa organisasi ini ingin mengikuti nabi muhammad SAW. Adapun tulisan dua kalimah syahadat melambangkan ingin menegakkan kalimah-kalimah allah yang bersendikan tauhid.
           Sedangkan dua belas sinar matahari yang memancar ke seluruh penjuru bumi diibarakan sebagai tekad dan semangat warga muhammadiyah dalam memperjauangkan islam di tengah masyarakat bangsa indonesia. Semangat pantang mundur dan pantang menyerah seperti yang tercermin dalamekad kuat kaum hawari ( sahabat nabi isa) yang berjumlah 12 orang ,sepertiyang di jelaskan oleh allah dalam surah as-sha:14 yang artinya wahai orang-orang yang beriman,  jadilah kalian penolong-penolong (agama) allah, seperti ucapan isa putra maryam kepada kaum hawary:’diapa yang bersedia menolongku (menegakkan agama allah), lalu segolongan bani israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami beri kekutan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh musuh mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang.
            Adapun warna putih pada seeluruh gambar matahari adalah warna yang di sukai oleh rasulullah, melambangkan kesucian , keikhlasan dan tanpa pamrih. Dengan warna putih tersebut muhammadiah diharapkan hanya keridaan allah SWT.
           Sedangkan warna hijau yang menjadi warna dasar adalah warna yang selalu di tawarkan oleh allah kepada orang beriman dan beramal salih, seperti dalam QS :55,76,76,21 dan 18:31. Warna hijau melambangkan kedamaian kesejukan ,kesegaran, ketentraman dan kesejahteraan. Dengan warna hijau trsebut , muhammdiah di harapkan berjuang di tengah-tengah masyarakat dalam rangka mewujudkan ajaran agama islam yang penuh kedamaian , keselamatan dan kesejahteraan bagi umat manusia.
E.  Maksud Dan Tujuan Muhammadiyah
Sejak awal berdirinya hingga  sekarang, Muhammadiyahtelaj merumuskan maksud dan tujuannya dengan redaksi yang berbeda-beda. Menurut haidar nasir (2008:1), jika dilacak pada rumusan anggaran dasar (statuten) Muhammadiyah  sejak berdiri tahun 1912 hingga muktamar ke 45 tahun 2005, Muhammadiyah telah menyusun dan melakukan perubahan anggaran dasar (AD) sebanyak 15 kali yaitu pada berturut-turut pada tahun 1912, 1914, 1921,1934,1941,1943,1946,1950 ( dua kali), 1959, 1966, 1968, 1985, 2000, dan 2005.
Perubahan AD/ART tersebut berimplikasi pada perubahan pormulasi maksud dan tujuan Muhammadiyah. Menurut hemat penulis, sejak awal berdirinya (tahun 1912) seperti berikut (teks nya dikutip dari tulisan Mh. Decaldan seperti ditulis oleh Haidar nasir, 2008:1)
1.     Tahun 1912 saat berdirinya dirumuskan: maka perhimpunan itu dimaksudnya.
a)    Meyebarluaskan pengajaran igama kangjeng nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumi putra didalam residensi Yogyakarta, dan
b)   Memajukan hal igama kepada anggota-anggotanya
2.    Tahun 1914 dan 1921 dirumuskan: maksud persarikatan ini yaitu:
a)    Memajukan dan menggebirakan pengajaran dan pelajran igama islam di hindia nederland dan
b)   Memajukan dan menggembirakan kehidupan ( cara hidup) sepanjang kemauan igama islam kepada lid-lid-nya.
3.    Tahun 1934: hajat persarikatan itu:
a)    Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama islam di hindia nederland, dan
b)   Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang kemauan agama islam kepada lid-lid-nya (segala sekutunya) 
4.    Tahun 1941: hajat persarikatan
a)    Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama islam di indonesia, dan
b)   Memajukan dan menggembirakan cara hidup sepanjang kemauan agama islam kepada lid-lid-nya (segala sekutunya).
5.    Tahun 1943 dirumuskan: sesuae denngan kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran bersama seluruh asia raya, dibawah pimpinan da’i nippon, dan memang diperintahkan oleh Allah, maka perkumpulan ini:
a)    Hendak menyiarkan agama islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan tuntunannya.
b)   Hendak melakukan pekerjaan kebaikan-kebaikan umum
c)    Hendak memajukan pengetahuan dan kepandaian serta budi pekerti yang baik kepada annggota-anggotanya; kesemuanya itu ditunjukan untuk berjasa mendidik masyarakat ramai.
6.    Tahun 1946 dan 1950 (dua kali perubahan AD/ART) dirumuskan: maksud dan tujuan persarikatan ini akan menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam, sehingga dapat mewujutkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
7.    Tahun 1959, 1966,1968, dirumuskan: maksud dan tujuan persarikatan ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga dapat terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya 1985 dirumuskan: maksud dan tujuan persarikatan ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga terujut masyarakat utama, adil, dan makmur.
Terkait arti dan rumusan terahir maksud dan tujuan Muhammadiyah, mustapa kamal pasha  dan Ahmad adabi telah menjelaskan sebagiannya sebagai berikut (2009:1012):



























BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan menuntut ilmu di kota suci Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu kemudian beliau membentuk sebuah wadah perubahan untuk kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah Rasullullah sesuai dengan arti Muhammadiyah yaitu pengikut Nabi Muhammad SAW. Dari terbentuknya Muhammadiyah di kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H yang bertepatan pada 18 November 1912 M dan tersebar luas hampir seluruh Indonesia sehingga menjadi organisasi besar sampai dengan sekarang tidak lepas dari buah pikiran K.H. Ahmad Dahlan.
B.  Saran dan Kritik
Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Latar belakang berdirinya Muhammadiyah “, kami dari kelompok 3 menyadari bahwa masih banyak kesalahan sehingga belum sempurnanya makalah kami. Maka kami harap kritik dan saran yang membangun dari Dosen pembimbing dan saudara-saudari khususnya kelas C semester I Prodi Administrasi  Bisnis.















DAFTAR PUSTAKA
Haedar Nashir, KH. Ittah Muhammadiyah, menengok kembali kelahiran Muhammadiyah,kontirbutor dalam Muhammadiyah online,Selasa, 12 Desember  
      2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar