BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pemimpin
adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai
tujuannya jika ada pemimpin.
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin
adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan
mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan
alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat
rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).
Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap
manusia merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang selalu mengadakan
interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut
merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain
mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan
berkeinginan untuk diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila
dikehendaki oleh kedua belah pihak.
Kepemimpinan
dalam konteks organisasi utamanya menekankan pada fungsi pengarahan yang
meliputi memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi bawahan. Fungsi manajemen ini
sangat terkait dengan faktor manusia dalam suatu organisasi, yang mencakup
interaksi antar manusia dan berfokus pada kemampuan seseorang dalam
mempengaruhi orang lain.
Di
dalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan seorang
pemimpin ( perawat ) dalam mempengaruhi perawat - perawat lain yang berada di
bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan
pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap
perawat mempunyai potensi yang berbeda dalam kepemimpinan, namun ketrampilan
ini dapat dipelajari sehingga selalu dapat diterapkan dan ditingkatkan.
A.
Tujuan
Ø
Tujuan umum
Memahami tanggung
jawab pemimpin untuk mengatur pengembangan kepemimpinan dan mampu mengelola pelayanan manajemen kepemimpinan yang tepat.
Ø
Tujuan khusus
·
Mahasiswa mampu memahami tentang pemimpin
yang efektif
·
Mahasiswa mampu memahami tentang kepemimpinan
dan kekuasaan
·
Mahasiswa mampu memahami tentang gaya
kepemimpinan
·
Mahasiswa mampu memahami tentang
manejemen konflik
B.
Sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
B.
Tujuan penulisan
C.
Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pembahasan
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Daftar pustaka
BAB
II
- Pengertian Kepemimpinan
Ada beberapa batasan tentang
kepemimpinan , antara lain :
a.
Kepemimpinan adalah
perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut
mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan
tugas - tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya ( Ordway Tead ).
b.
Kepemimpinan adalah
suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk
mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan ( Stogdill ).
c.
Kepemimpinan adalah
hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap
orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang diinginkan ( Georgy R. Terry ).
d.
Kepemimpinan adalah
suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu ( Paul Hersay, Ken Blanchard ).
B.
Pemimpin
yang efektif
Seorang pemimpin
yang efektif adalah
seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi orang lain agar
dapat bekerja sama untuk mencapai hasil yang
memuaskan bagi terjadinya perubahan yang bermanfaat. Ada beberapa
kepemimpinan yang efektif antara lain menurut :
a.
Ruth M. Trapper (1989
), membagi menjadi 5 komponen :
1) Menentukan
tujuan yang jelas, cocok, dan bermakna bagi kelompok. Memilih pengetahuan dan ketrampilan kepemimpinan dan
dalam bidang profesinya.
2) Memiliki
kesadaran diri dan menggunakannya untuk memahami kebutuhan sendiri serta
kebutuhan orang lain.
3) Berkomunikasi
dengan jelas dan efektif.
4) Mengerahkan
energi yang cukup untuk kegiatan kepemimpinan
5) Mengambil
tindakan
b.
Hellander ( 1974 )
Dikatakan efektif bila pengikutnya
melihat pemimpin sebagai seorang yang bersama - sama mengidentifikasi tujuan
dan menentukan alternatif kegiatan.
c.
Bennis ( Lancaster dan Lancaster,
1982 )
Mengidentifikasi empat kemampuan
penting bagi seorang pemimpin, yaitu :
1) Mempunyai
pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia ( hubungan antar manusia ).
2) Menerapkan
pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan.
3) Mempunyai
kemampuan hubungan antar manusia, terutama dalam mempengaruhi orang lain.
4) Mempunyai
sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan seseorang mengenal orang lain
dengan baik.
d.
Gibson ( Lancaster dan
Lancaster,1982 )
Seorang pemimpin harus mempertimbangkan
:
1) Kewaspadaan
diri ( self awarness )
Kewaspadaan diri berarti menyadari
bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi orang lain. Kadang seorang pemimpin
merasa ia sudah membantu orang lain, tetapi sebenarnya justru telah
menghambatnya.
2) Karakteristik
kelompok
Seorang pemimpin harus memahami
karakteristik kelompok meliputi : norma, nilai - nilai kemampuannya, pola
komunikasi, tujuan, ekspresi dan keakraban kelompok.
3) Karakteristik
individu
Pemahaman tentang karakteristik
individu juga sangat penting karena setiap individu unik dan masing - masing
mempunyai kontribusi yang berbeda.
C.
Kepemimpinan
dan kekuasaan
Menurut
Gardner yang dikutip oleh Russel ( 2000 ) mendefinisikan kekuasaan sebagai
suatu kapasitas uuntuk memastikan hasil dari suatu keinginan dan untuk
menghambat mereka yang tidak mempunyai keinginan.
Dasar - dasar kekuasaan
Franch dan Raven mengemukakan lima
dasar kekuasaan interpersonal, yaitu :
a.
Kekuasaan legitimasi
Kekuasaan yang sah adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi sehubungan dengan posisinya. Kekuasaan legitimasi
tidak tergantung kepada bawahan. Seseorang dengan posisi yang lebih tinggi
dalam organisasi mempunyai kekuasaan pada orang - orang yang di bawahnya.
b.
Kekuasaan penghargaan
Pimpinan yang menggunakan kekuasaan
legitimasi dapat menggunakan penghargaan untuk memperoleh kerja sama dari
bawahan. Bawahan mungkin akan menanggapi petunjuk atau permintaan apabila
pimpinan dapat menyediakan penghargaan yang bernilai , misalnya: kenaikan gaji,
pemberian bonus, pemberian hari libur dan lain - lain.
c.
Kekuasaan paksaan
Kekuasaan paksaan adalah kekuasaan
dengan hukuman. Bawahan akan tunduk karena ketakutan. Walaupun kekuasaan
paksaan mungkin digunakan untuk memperbaiki perilaku yang tidak produktif dalam
organisasi, namun seringkali menghasilkan akibat yang sebaliknya.
d.
Kekuasaan kharisma
Seseorang pemimpin yamg kharismatik
dapat mempengaruhi orang karena benar - benar dari pribadi dan tingkah laku
dari pimpinan tersebut.
e.
Kekuasaan ahli
Seseorang yang mempunyai keahlian khusus
mempunyai nilai yang lebih tinggi. Kekuasaan ini tidak terikat pada urutan
tingkatan.
Kelima dari tipe kekuasaan
interpersonal di atas adalah saling ketergantungan karena tipe - tipe tersebut
dapat dipakai dengan cara dikombinasikan dengan berbagai cara dan masing -
masing dapat mempengaruhi yang lainnya.
D.
Gaya
Kepemimpinan
Berbagai gaya kepemimpinanterdiri
empat macam, yaitu :
a.
Gaya Kepemimpinan
Diktator
Pada gaya kepemimpinan
diktator ( dictatorial leadership style
) ini upaya mencapai tujuan dilakukan dengan menimbulkan ketakutanserta ancaman
hukuman. Tidak ada hubungan dengan bawahan, karena mereka dianggap hanya
sebagai pelaksana dan pekerja saja.
b.
Gaya Kepemimpinan
Autokratis
Pada gaya kepemimpinan ini (
autocratic leadership style ) segala keputusan berada di tangan pemimpin.
Pendapat atau kritik dari bawahan tidak pernah dibenarkan. Pada dasarnya sifat
yang dimiliki sama dengan gaya kepemimpinan dictator tetapi dalam bobot yang
agak kurang.
c.
Gaya Kepemimpinan
Demokratis
Pada gaya kepemimpinan demokratis (
democratic leadership style ) ditemukan peran serta bawahan dalam pengambilan
keputusan yang dilakukan secara musyawarah. Hubungan dengan bawahan dibangun
dengan baik. Segi positif dari gaya kepemimpinan ini mendatangkan keuntungan
antara lain: keputusan serta tindakan yang lebih obyektif, tumbuhnya rasa ikut
memiliki, serta terbinanya moral yang tinggi. Sedangkan kelemahannya :
keputusan serta tindakan kadang - kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang,
serta keputusan yang dibuat terkadang bukan suatu keputusan yang terbaik.
d.
Gaya Kepemimpinan
Santai
Pada gaya kepemimpinan santai (
laissez - faire leadership style ) ini peranan pimpinan hampir tidak terlihat
karena segala keputusan diserahkan kepada bawahan, jadi setiap anggota
organisasi dapat melakukan kegiatan masing - masing sesuai dengan kehendak
masing - masing pula.
- Manajemen konflik
Konflik,
menurut Deutsch ( 1969 ) didefinisikan sebagai suatu perselisihan atau
perjuangan yang timbul bila keseimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat, dan
perilaku seseorang yang terancam. Penyebab konflik, Edmund ( 1979 ) menyebutkan
sembilan faktor umum yang berkaitan dengan semua kemungkinan penyebab konflik,
yaitu :
a.
Spesialisasi
Sebuah kelompok yang bertanggung
jawab untuk suatu tugas tertentu atau area pelayanan tertentu memisahkan
dirinya dari keompok lain. Seringkali berakibat terjadinya konflik antar
kelompok.
b.
Peran yang bertugas
banyak
Peran keperawatan membutuhkan
seseorang untuk dapat menjadi seorang manajer, seorang pemberi asuhan yang
trampil, seorang ahli dalam hubungan antar manusia, seorang negosiator,
penasihat , dan sebagainya. Setiap sub peran dengan tugas - tugasnya memerlukan
orientasi yang berbeda - beda yang dapat menyebabkan konflik.
c.
Interdependensi peran
Peran perawat pelaksana dalam
praktek pribadi tidak akan serumit seperti peran perawat dalam tim kesehatan
yang multidisiplin, dimana tugas seseorang perlu didiskusikan dengan orang lain
yang mungkin bersaing untuk area - area tertentu.
d.
Kekaburan tugas
Ini diakibatkan oleh peran yang
mendua dan kegagalan untuk memberikan tanggung jawab dan tanggung gugat untuk
suatu tugas pada individu atau kelompok.
e.
Perbedaan
Sekelompok orang dapat mengisi
peran yang sama tetapi perilaku sikap, emosi, dan kognitif orang - orang ini
terhadap peran mereka bisa berbeda.
f.
Kekurangan sumber daya
Persaingan ekonomi, pasien,
jabatan, adalah sumber absolut dari konflik antar pribadi dan antar kelompok.
g.
Perubahan
Saat perubahan menjadi lebih
tampak, maka kemungkinan tingkat konflik akan meningkat secara proporsional.
h.
Konflik tentang imbalan
Bila
orang mendapat imbalan secara berbeda - beda, maka sering timbul konflik,
kecuali jika mereka terlibat dalam perbuatan sistem imbalan.
i.
Masalah komunikasi
Sikap mendua, penyimpangan persepsi,
kegagalan bahasa, dan penggunaan saluran komunikasi secara tidak benar,
semuanya akan menyebabkan konfllik.
Manajemen atau penatalaksanaan
konflik dapat dilakukan melalui upaya sebagai berikut:
a.
Disiplin
Upaya disiplin digunakan untuk
menata atau mencegah konflik, perawat pengelola harus mengetahui dan memahami
ketentuan peraturan organisasi. Jika ketentuan tersebut belum jelas maka perlu
dilakukan klarifikasi. Disiplin merupakan cara untuk mengoreksi atau memperbaiki
staf yang tidak diinginkan
b.
Mempertahankan tahap
kehidupan
Konflik dapat diatasi dengan
membantu individu perawat mencapai tujuan sesuai dengan tahapan kehidupannya,
yang meliputi :
1) Tahap
dewasa muda
2) Tahap
dewasa menengah
3) Tahap
manusia diatas 55 tahun
c.
Komunikasi
Komunikasi merupakan seni yang
penting untuk mempertahankan lingkungan yang terapeutik. Melalui peningkatan
komunikasi yang efektif maka konflik dapat dicegah.
d.
Asertif training
Perawat yang asertif mengetahui
bahwa mereka bertanggung jawab terhadap pikiran, perasaan, dan tindakannya.
Peningkatan kesadaran, training sensitivitas dan training asertif dapat
meningkatkan kemampuan pengelola keperawatan dalam mengatasi perilaku konflik.
VISI
Visi
saya untuk perubahan perawatan kedepan
terhadap perubahan pelayanan di kesehatan adalah saya akan meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada pasien yang lebih profesional dalam melakukan
tindakan kepada pasien, sehingga klien kita akan lebih merasa nyaman saat
menerima tindakan kita.
Untuk mewujudkan hal tersebut dapat
di lakukan dengan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, sehingga
pengetahuan kita lebih luas, tentu saja dengan hal tersebut akan terciptanya keprofesionalan
dalam pekerjaan. ini tentu saja akan meningkatkan kualitas dan kuantitas rumah sakit tersebut.
BAB
III
KESIMPULAN
Keperawatan
adalah profesi yang terus mengalami perubahan, fungsinya lebihluas, baik
sebagai pelaksana asuhan, pengelola, ahli, pendidik, maupun peneliti
keperawatan. Melihat fungsinya yang luas sebagaimana tersebut di atas, maka perawat
profesional harus dipersiapkan dengan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan
tentang kepemimpinan. Pemimpin keperawatan dibutuhkan baik sebagai pelaksana
asuhan keperawatan, pendidik, manajer, ahli, dan bidang riset keperawatan.
Dengan model kepemimpinan yang efektif
ini, diharapkan di masa yang akan datang profesi keperawatan bisa diterima
dengan citra yang baik di masyarakat luas sebagai suatu profesi yang
dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang.
Kepemimpinan
adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain
agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung
dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu
Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan
untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang
diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Untuk menerapkan Manajemen dalam
suatu organisasi diperlukan adanya kepemimpinan yang ciri-cirinya berbeda
dengan kepemimpinan yang tidak untuk meraih mutu. Manajemen diterapkan dalam
organisasi yang melihat tugas organisasinya tidak sekedar melaksanakan tugas
rutin, yang sama saja dari hari ke hari berikutnya. Semua sudah ditentukan standarnya,
dan kalau kinerja sudah sesuai standar maka bereslah segalanya. Manajemen juga
mengenal standar kinerja, tetapi bedanya standar ini bersifat dinamis, artinya
standar itu selalu bisa ditingkatkan. Sehingga memungkinkan terjadinya
peningkatan mutu secara berkelanjutan. Untuk itu Manajemen memerlukan
kepemimpinan yang mempu-nyai ciri-ciri yang agak khusus seperti yang akan
dibahas berikut ini.
DAFTAR PUSTAKA
1.
James K. Van Fleet,
1973, 22 Manajemen Kepemimpinan, Jakarta:Mitra Usaha
2.
Purwanto, Yadi, 2001,
makalah: Manajemen PT. Cendekia Informatika, Jakarta
3. Azrul
Anwar ( 1996 ), Pengantar administrasi
kesehatan, Binarupa Aksara,
Jakarta.
4.
---------------- ( 1996
), Kepemimpinan keperawatan dalam
gerakan inovasi keperawatan ( makalah
disampaikan pada seminar
keperawatan di PAM Keperawatan Soetopo, Surabaya ).
5.
Djoko Wiyono ( 1997 ), Manajemen
kepemimpinan dan organisasi
kesehatan, Airlangga
University Press, Surabaya.
6.
La Monika Elaine L (
1998 ), Kepemimpinan dan
manajemen keperawatan, EGC,
Jakarta.
7.
Prayitno Subur ( 1997 ), Dasar - dasar
administrasi kesehatan masyarakat, Airlangga, University Press, Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar