KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga kepada saya terutama berupa kesehatan, kesempatan dan kemauan sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan laporan ini, dan tak lupa shalawat serta salam saya haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, beserta para pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Adapun maksud dan tujuan yang ingin saya sampaikan
dalam laporan yang saya tulis ini adalah khusus bagi saya sendiri ,saya dapat
mengenal dan mengoperasikan alat ukur dengan menggunakan Alat Theodolit dengan
baik,sehingga nantinya dapat saya terapkan di dalam dunia kerja. Bagi mahasiswa
teknik sipil semoga bisa menjadi tambahan pengetahuan tentang ilmu ukur tanah
dan instrument – instrument lain dalam ilmu ukur tanah.
Secara pribadi saya ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan dan semangat serta bantuan dalam penyelesaian makalah ini,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Allah
SWT atas limpahan rahmat,hidayah, kekuatan, rizqi dan perlindunganNya.
2.
Bapak
Karsidi, Bsc. selaku Dosen Pembina, yang telah
banyak memberikan masukan dan bimbingan dalam menyelesaikan tugas wajib ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, dan saya telah berusaha untuk mencapai kesempurnaan tersebu,
untuk itu saran dan ktitik dari pembaca sangat saya harapkan demi kesempurnaan
laporan ini, mengingat keterbatasan kemampuan yang sayamiliki dan mudah-mudahan
laporan ini bisa berguna bagi diri saya sendiri dan bagi para pembaca, amiin.
Wassalamu’alikum Wr. Wb
DAFTAR ISI
|
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR
ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang ........................................................................ 1
2.
Maksud
dan tujuan.................................................................. 2
3.
Waktu
dan tempat praktikum.................................................. 2
BAB II
LANDASAN
TEORI
1.
Pengukuran
polygon Tertutup..................................................... 3
2.
Pengukuran
polygon Terbuka...................................................... 4
BAB
III
PELAKSANAAN,
HASIL DAN TUJUAN
A.
Alat
ukur Thedolit manual.......................................................... 6
B.
Gambar
Aalat Ukur Thedolit Digital ......................................... 8
BAB
IV
DATA HASIL PENGUKURAN DAN GAMBAR SITUASI DI LAPANGAN... 17
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
1.
Kesimpulan................................................................................ 18
2.
Saran.......................................................................................... 19
BAB
V PENUTUP............................................................................................ 20
DOKUMENTASI............................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan
pada dimensi areal yang akan diukur, maka pengukuran tanah dapat dibedakan
menjadi dua macam :
1.
Geodesi (Geodetic Survey)
2.
Ukur Tanah Dasar (Plane Survey)
Geodesi
adalah pengukuran yang mempertimbangkan kelengkungan permukaan bumi. Sedangkan
pada pengukuran tanah dasar kelengkungan poermukaan bumi tidak dipertimbangkan.
Pada
dasarnya bola bumi berbentuk elips, sehingga pengukuran pada permukaan bumi
seharusnya memperhitungkan kelengkungan tersebut. Pada areal yang tidak terlalu
luas, lengkung permukaan bumi tidak terlalu besar sehingga dapat dianggap
sebagai bidang datar. Hal ini dapat mempermudah perhitungan dan pembacaan
dilapangan. Sebagai gambaran tentang permukan tanah, maka dibuatlah peta. Peta
adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar sehingga dapat diketahui letak
suatu daerah pada permukaan bumi.
Secara
fisis permukaan bumi bukan merupakan bidang datar bahkan merupakan bidang yang
tidak teratur. Karena gambar disajikan dalam bidang datar, maka satu-satunya
cara adalah memindahkan kedalam bidang datar dengan cara yang telah dirumuskan.
Peta
ini sangat besar sekali peranannya dalam segi perancangan atau pelaksanaan
suatu struktur. Misalnya jaringan irigasi, bendungan, jalan raya, dan pekerjaan
sipil lainnya.
Dalam
pekerjaan teknik sipil pengukuran menjadi hal yang paling pokok untuk
dilaksanakan. Dalam pengukuran tanah diperlukan juru ukur yang cermat guna
memperoleh data yang tepat dan benar. Karena kesalahan pada pengukuran akan
menyebabkan kesalahan dalam perancangan suatu konstruksi. Dengan demikian juru
ukur harus teliti dalam setiap pengukuran.
2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum Ilmu Ukur
Tanah ini adalah :
1.
Memahami dan mengetahui tentang sistem
pengukuran tanah
2.
Mengaplikasikan beberapa teori dalam bentuk
yang konkret.
3.
Mengenal lebih dekat beberapa alat ukur dalam
pengukuran tanah (Theodolit).
4. Untuk
menerapkan langsung dilapangan teori yang telah diberikan oleh dosen pada saat
perkuliahan
5. Untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan pengukuran menggunakan alat
ukur theodolit.
6. Untuk
melatih kinerja dalam satu kelompok agar efisien dalam melakukan pengukuran di
lapangan
7. Untuk
melatih kesiapan mental dan fisik mahasiswa dalam melakukan pengukuran di
berbagai medan di lapangan pada saat memasuki dunia kerja yang sesungguhnya
nanti
8. Untuk
mengembangkan pola pikir mahasiswa dalam menghadapi berbagai masalah dan
mencari solusinya pada saat pengukuran di lapangan
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum
Ilmu Ukur Tanah II (IUT II) dilaksanakan
di area persawahan pagesangan, dekat BTN Taman Nirwana. Dan pengambilan data
lapangan dilakukan selama dua kali di lapangan yaitu pada hari minggu tanggal
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada Ilmu Ukur Tanah II ini kita mempelajari tentang
pengukuran polygon dengan menggunakan alat Theodolith. Pengukuran polygon ini menurut
bentuknya terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.
Pengukuran Polygon
Tertutup
Pengukuran polygon tertutup adalah suatu pengukuran
polygon yang diawali dengan titik awal PO dan pengukuran kembali ketitik awal
tersebut. Sehingga titik awal P mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai titik PO
sebagai awal pengukuran dan titik PO sebagai akhir pengukuran. Koordinat dan
azimut titik awal PO dalam pengukuran ini adalah sama dengan titik akhir PO.
Didalam mencari kesalahan pengukuran pada pengukuran
dengan metode polygon tertutup ada 2 macam yaitu :
-
Apabila pengukuran
searah dengan jarum jam ( putaran positif ), maka rumus untuk mencari kesalahan pengukuran adalah
-
Apabila pengukuran berlawanan arah jarum jam (
putaran negatif ), maka rumus untuk mencari kesalahan pengukuran adalah
∑£O = Jumlah sudut jurusan
n = Jumlah titik polygon
2 = Harga konstant
2.
Pengukuran Polygon
Terbuka
Pengukuran polygon terbuka
adalah suatu pengukuran polygon yang diawali dengan dengan titik awal PO dan
berakhir pada titik akhir Pn. Sehingga koordinat dan azimut titik awal PO tidak
sama dengan titik akhir Pn.
Pengukuran ini biasanya
digunakan untuk pengukuran–pengukuran perencanaan bagunan sipil yang sipil yang
sifatnya memanjang atau terbuka, misalnya : Rencana jalan raya, jalan kereta
api, jaringan- jaringan pengairan tersier dan sebagainya.
Menurut sifatnya Pengukuran
polygon dibagi menjadi tiga macam sifat, yaitu:
- Pengukuran Polygon Bebas
Pengukuran polygon bebas
adalah suatu pengukuran polygon yang dalam pelaksanaan pengukuranya tidak
terikat oleh sesuatu syarat, sehingga data lapangan yang didapatkan langsung
dipetakan/digambarkan dengan tidak melalui perhitungan sehingga kesalahan pengukuran
yang terjadi tidak diketahui dan pengukuran polygon bebas tidak bisa digunakan
untuk dasar perencanaan karena dianggap terlalu kasar.
- Pengukuran Polygon Terikat
Pengukuran Polygon Terikat
adalah suatu pengukuran polygon yang harus 2 memenuhi syarat yaitu :
-
Koordinat pada
titik ikat diketahui
-
Azimut titik ikat
diketahui
- Pengukuran Polygon Terikat Sempurna
Pengukuran polygon terikat
sempurna adalah suatu pengukuran polygon yang harus memenuhi 3 syarat yaitu :
-
Koordinat pada
titik ikat diketahui
-
Azimut titik ikat
diketahui
-
Azimut akhir
diketahui
Dalam pengukuran polygon
dengan menggunakan alat ukur Theodolith data lapangan yang diperlukan adalah
sebagai berikut :
a)
. Panjang sisi
polygon / jarak ( d )
b)
. Pembacaan sudut
azimut ( £ )
c)
. Pembacaan sudut
jurusan / arah ( £O )
d)
. Pembacaan sudut
zenit / elevasi ( ß )
Pembacaan sudut azimut dipergunakan sebagai dasar
perhitungan axis dan ordinat yang dihitung berdasarkan rumus :
Sedangkan untuk sudut zenit /elevasi digunakan untuk dasar
perhitungan jarak optis dan beda tinggi yang dihitung bedasarkan rumus :
d’ = jarak proyeksi
d = jarak miring
ß = besar sudut elevasi
Selain rumus tersebut diatas untuk mencari
jarak miring pernah dibahas pad Ilmu Ukur Tanah I yaitu dengan menggunakan
rumus :
Untuk mencari jalan pintas,
dilapangan kita juga bisa mencari jarak miring dengan menempatkan benang bawah
pada rambu ukur pada angka tertentu sesuai kehendak, kemudian membaca benang
atasnya maka. Angka yang didapat dari benang atas tersebut merupakan panjang
sisi dari polygon tersebut.
Kemudian untuk mencari beda
tinggi dapat dihitung menggunakan rumus:
BAB III
PELAKSANAAN, HASIL DAN TUJUAN
- Alat Ukur Teodolite Manual
Gambar Alat Ukur Theodolit Manual
Keterangan
1) Teropong
2) Focus Mistar Ukur
3) Sekrup micrometer
4) Ring penyetel sentral (ring focus)
5) Microscope Pembacaan
6) Sekerup koreksi nivo
7) Klem kompas
8) Nivo alhide horizontal (nivo tabung)
9) Indeks 0 derajat
10) Sekerup halus Sb I
11) Klem Sb I
12) Sekerup halus repetisi
13) Klem repetisi
14) Tri back
15) Sekerup penyetel A, B, C
16) Pengunci pengencang
17) Lingkaran Pengencang
18) Nivo kotak
19) Ring lingkaran horizontal
20) Sekerup penggerak halus teropong
21) Lensa okuler
22) Tempat melihat
23) Pemutar focus penglihatan
24) Klem teropong
25) Memfocuskan objek
26) Lensa objektif
27) Standar
28) Lubang penangkap
29) Cermin pengatur sinar
30) Tanda 0 derajat
31) Plat dasar
32) Sentering Optis
33) Pengencang optical kebawah
- Gambar Alat Ukur Teodolite Digital
Gamabar Alat Teheodolite Digital
Keterangan Gamabar :
1.Bagian A _
(Lensa Okuler) adalah bagian ini berfungsi untuk memperjelas benar benang
diafragma.
2.Bagian B_
(Layar/dispay) ini berfungsi untuk menampilkan hasil sudut dari arah utara
bidikan ke objek yang di bidik
3.Bagian C_
(Skrup Pengatur Nivou) skrup ini terdiri dari 3 bagian yang masing-masing
memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menengahkan gelembung nivou agar berada
di tengah. Caranya pun lumayan mudah.
4.Bagian D_(Skrup
Penggerak Halus Horisontal) Skrup ini berfungsi untuk memutarkan bidikan
theodolite secara halus, karena untuk mengakuratkan bidikan agar koreksinya tidak
terlalu besar.
5.Bagian E_(Skrup
Pengunci Horisontal) jadi theodolite ini bisa di kunci agar tidak berputar tapi
jangan sekali-kali anda memutarkan theodolite saat dikunci,karena dapat merusak
theodolite, namun walaupun dikunci tapi masih bisa di putar denga skrup
penggerak halus.
6.Bagian F_(Tempat
Baterai) fungsinya adalah menyambungkan baterai agar memunculkan tampilan
display. Alat ini tidak akan berfungsi jika tidak ada baterainya. Jadi anda
harus menyiapkan baterai sedang 6 buah.
7.Bagian G_(Skrup
Penggerak halus Vertikal) ini adalah skrup untuk menaik turunkan bidikan secara
halus, agar ketinggian tanah dapat akurat maka anda harus menggunakan skrup
ini.
8.Bagian H_(Nivou
Tabung) gelembung nivou yang ada didalam tabung ini harus berada ditengah karena
agar koreksi tidak banyak, dan jika gelembung sudah ditengah maka menunjukan
bahwa kedudukan theodolite sudah rata dan sudah siap di melakukan pembidikan.
9.Bagian I_(Skrup
Pengunci Vertikan) Skrup ini sama fungsinya dengan skrup horisantal namun skrup
ini untuk mengunci teropong. Tujuannya agar teropong tidak dapat dinaik
turunkan dan bisa dinaik trunkan dengan menggunakan skrup penggerak halus
vertikal.
10.Bagian J_(Turn
On) atau tombol power untuk menunjukan atau menyalakan display theodolite.
11.Bagian K_(
Visir) berguna melakukan pembidikan secara kasar.
12.Bagian L_(Lensa
Objektif) berfungsi untuk membidik atau objek Yaitu ke arah “Rambu Ukur“ dan
skrup untuk memperjelas objek.
13.Bagian M_(Nivou
Kotak) jika gelembung nivou sudah ditengah maka kedudukan sudah datar/seimbang.
14.Bagian N_(Center
Point) untuk menyetel kedudukan pesawat agar tepat pada ujung.
1. Penyetelan Theodolit
a.
Langkah langkah Penyetelan Alat
Theodolit
Adapun
langkah-langkah dalam penyetelan alat ukur theodolit adalah sebagai berikut.
-
Pasang
statif secara kokoh, kepala statif diperkirakan mendatar.
-
Alat
ukur theodolit dipasang di atas statif dan satukan statif dengan alat theodolit
dengan memutar baut instrumen yang berada ditengah kepala statif dari bawah.
-
Atur
nivo kotak (masukkan gelembung nivo ketengah) dengan memutar sekerup penyetel
A, B, C
-
Atur
nivo tabung dengan cara letakkan nivo tabung pada posisi sekerup penyetel AB
dan geser gelembung nivo ketengah dengan memutar sekerup penyetel AB tersebut secara serentak baik memutar ke arah
dalam maupun ke arah luar. Selanjutnya putar nivo tabung kearah sekerup
penyetel BC dan CA dan dicek kembali kearah sekerup penyetel AB, BC, CA, sampai
alat diputar kearah manapun gelembung nivo tetap ditengah dan penyetelan alat
selesai.
Pengukuran theodolit pada
praktikum ini kita berpatokan kepada sudut horizontalnya nol (H = 0) adalah
arah Utara.
-
Setelah
alat disetel seperti langkah 1-4 di patok P0, nolkan menit dan detik sudut dengan
memutar sekerup micrometer dan nolkan juga sudut horizontalnya dengan memutar
ring lingkaran horizontal, kemudian dikunci dengan memutar klem Sb I. Jika
belum tepat nol (kurang sedikit) di nolkan dengan memutar sekerup halus Sb II.
-
Arahkan
alat ke utara dengan memperhatikan kompas yang ada pada alat dan kunci dengan
klem repetisi dan dirikan mistar ukur di patok P1.
-
Kondorkan
klem Sb I dan arahkan alat kesasaran yaitu P1 dan kunci dengan memutar klem Sb
I.
-
Baca
mistar ukur yaitu BA, BT dan BB. Jika mistar ukur dilihat kurang jelas (masih
kabur) putar ring penyetel sentral (ring focus) untuk memperjelasnya dan
setelah jelas lakukan pembacaan BA, BT dan BB.
-
Baca
sudut vertical dan horizintalnya dengan meletakkan garis derajat diantara dua
garis pembacaan dengan memutar sekerup micrometer, kemudian baca sudut
(derajat, menit, detik).
-
Ukur
tinggi alat dari atas tanah dan pengukuran di patok P1 selesai.
-
Untuk
pengukuran di patok P2 sampai P10 lakukan langkah-langkah seperti di atas.
2. Metode Pelaksanaan
- Persiapan
Dalam
suatu pengukuran harus disertai dengan Persipan-persiapan yang harus dilakukan oleh mahasiswa adalah :
1. Pengecekan Kondisi Alat
2. Pengecekan Rambu-rambu ukur
3. Penyipan Patok – patok
4. Penyiapan perlengkapan lapangan
seperti : Kompas biasa, Pensil, Stiep/penghapus, Pulpen, Papan sandang,
Kertas/Blangko ukur untuk mencatat data-data, Kalkulator dan lain-lain yang di
perlukan dalam pengukuran
5. Penentuan
lokasi dan pemasangan patok pada tempat tempat yang telah di tentukan
b.
Cara Pengecekan Alat Ukur
Langkah-langkah
pengecekan alat dalam pelaksanaan pengukuran
1)
Tentukan posisi awal pengukuran dan beri
tanda dengan patok - patok
2)
Dirikan statip diatas titik tersebut
dengan meja statip uasahakan datar dan ketinggian disesuikan dengan
pengukur/surveyor
3) Pasang
alat ukur diatas meja statip dan kunci dengan skrup pengunci yang berada di
bawah meja statip. Usahakan
benar-benar kuat dan posisi ulir tidak miring
4) Atur arah nivo dengan memutar krap
(ada 3 buah) yang ada pada bagian bawah alat ukur untuk mengatur kedataran alat
dengan tanah
5) Apabila gelembung nivo berada di
tenagah-tengah berarti alat sudah dalam posisi datar
6)
Putar alat ukur 180° dan perhatikan
gelembung nivo. Apabila gelembung masih berada di tengah-tengah, berarti alat
ukur tersebut masih cukup baik.
7)
Kendorkan skrup pengunci arah horizontal
maupun vertical
8) Control alat dengan membidik benda
yang diam atau tancap kan pinsil, atau batang kayu kecil dengan jarak sekitar
30 m atau lebih.
9) Arah kanteropong pada obyek tersebut
apabila kurang tepat gunakan alat penggerak halus vertical atau horizontal
sehingga ujung pensil tepat berada pada persilangan benang diafragma
10) Apabila kurang jelas perjelas dengan
focus atau dengan telescope eyepiece
11) Setelah posisi tepat buka dan tunggu
sehingga putaran kompas diam
12) Apabila kurang jelas, putar ujung
rading microscope sehingga jelas dan apabila mengguakan kaca mata boleh dibuka
atau tidak.
13) putar microscopemeter dan himpitkan 3
benang pada kotak bawah bacaan sudut horizontal (HZ)
14) setelah benang atau garis tersebut
berhimpit, maka lakukan pembacaan baik sudut horizontal maupun vertical dan catat hasilnya
15) putar
teropong pada keadaan luar biasa ( putar 180° arah horizontal dan 360° arah
vertical ) dan lakukan pembacaan
16) hitung
perbedaan bacaan 1 (biasa ) dan 2 ( luar biasa ) baik sudut horizontal maupun
vertical hal tersebut guna mengetahui kesalahan indek dan kesalahan klomasi
17) perbedaan
bacaan sudut horizontal antara biasa sebesar 180° dan perbedaan sudut vertical
sebesar 360° atau nol. Apabila terdapat selisih lebih dari 1 dari kedua bacaan
tersebut berarti alat ukur kondisinya kurung bagus
- Cara Pengukuran
Langkah-langkah yang
harus ditempuh mahasiswa dalam pelaksanaan pengukuran
1)
Berdirikan alat ukur diantara 2 titik
obyek
2)
Berdirikan statip diatas titik tersebut
dengan meja statip, usahakan datar dan ketinggian di sesuaikan dengan tinggi
pengukur/ surveyor
3)
Pasang
alat ukur (Teodholith) diatas meja statip dan kunci dengan sekerup pengunci yang berada di bawah meja
statip. Usahakan benar-benar kuat dan posisi ulir tidak miring.
4)
Atur
nivo dengan memutar krap (ada 3 buah) yang berada pada bagian bawah alat ukur,
arah nivo menunjukkan kedataran alat ukur. Untuk memudahkan lihat posisi
gelembung nivo, Dimana dia akan berada pada bagian yang lebih tinggi
5)
Apabila gelembung nivo berada di tengah,
maka alat ukur sudah benar-benar datar
6)
Putar
alat ukur 90° dan perhatikan arah gelembung nivo, apabila gelembung nivo masih
di tengah maka alat cukup baik dan siap mengadakan pengukuran begitu juga
sebaliknya.
7)
Kendorkan sekerup pengunci arah
horizontal dan vertikal
8)
Arahkan terpong pada rambu ukur. Apabila
kurang tepat gunakan penggerak halus vertical atau horizontal, sehingga ujung
pensil/rambu ukur tepat pada persilangan benang diafragma
9)
Jarak antara alat ukur dengan rambu ukur
usahakan agar tidak terlalu jauh atau terlalu dekat ( sekitar 180° )
10)
Lakukan
pembacaan BA, BT, dan BB, perhatikan kontrol bacaan ( BA + BB ) : 2
= BT,
toleransi 0.002.
11)
Buka
klem kompas dan tunggu hingga putaran kompas diam dan putaran micrometer, serta
himpitkan 3 buah benang pada kotak dibawah bacaan sudut horizontal (HZ)
12)
Lakukan pembacaan sudut horizontal
maupun vertikal
13)
Catat
hasil pembacaan tersebut pada belagko ukur serta serta dengan sketnya (rambu
belakang ) untuk pengukuran cara sorong (misalnya : rekonstruksi batas)
pindahkan alat ukur ketempat rambu ukur dan pindahkan rambu ukur ke target.
Atau titik berikutnya. untuk pengukuran cara meloncat (sprin section) rambu
ukur diam dan alat ukur berpindah ke titik-titik berkutnya. Dalam buku ukur
terdapat kolom azimuth muka dan belakang. Azimuth muka diisi bila arah teropong
searah dengan jalan trayek ukuran. Apabila arah teropong membidik rambu yang berlawanan
dengan arah trayek ukuran maka tulisan pada azimuth belakang
14)
Arahkan
atau putar teropong kerambu ukur berikutnya (bacaan Muka) dan lakukan seterusya
sampai titik taryek terakhir.
- Hal-hal yang harus dihindari dalam pengukuran
Beberapa hal yang harus dihindari dalam pengukuran
1) Hindari teropong kearah sinar
matahari karena pada saat kita meneropong sinar matahai akan masuk dan
menyebabkan mata rusak
2) Pada saat terik (panas) lindungi alat
ukur dengan payung
3)
Pada saat pembacaan sudut hindarkan atau
jauhkan alat ukur dengan benda metal karena akan mempengaruhi arah kompas
4)
Pada saat memutar alat teropong kunci
penggerak halus di buka, apabila putaran teropong terasa berat. Berarti kunci
teropong belum terbuka dengan baik, apabila dipaksa maka penggerak halus baik
vertical maupun horizontal akan rusak
5)
Lindungi
alat ukur dari air
6)
Apabila
melakukan pengukuran dipantai (dekat laut) hindarkan dari air laut dan upa air
laut yang terbawa angin karena akan merusak kompas
7)
Setelah
selesai menggunakan alat ukur, apabila ada bagian yang lembab bersihkan dengan
kain lap kering. Letakkan alat ukur ditempat yang tidak terlalu panas supaya
lensa teropong tidak lembab (mengembun).
8)
Sebelum
alat ukur dipindahkan putar kerap sehingga alat ukur ke bawah
9)
Bila
selsai melakukan pengukuran segera masukan alat ketempartnya seperti semula.
BAB IV
DATA HASIL PENGUKURAN DILAPANGAN
B A B V
K E S I M P U L
A N D A N S A R A N
Kesimpulan
Setelah
mendapatkan data-data berdasarkan hasil kegiatan praktikum, kemudian data-data
tersebut kami gambar maka kami memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
- Dalam pegukuran kita harus teliti dan cermat. Dalam pembacaan mistar, untuk mendapatkan hasil yang baik kita harus memperhatikan waktu pembacaan mistar.
- Beda tinggi antara buah titik adalah merupakan jarak kedua bidang nivo yang melalui titik tersebut.
- Syarat yang harus diperhatikan dalam pengukuran adalah garis bidik didalam pesawat harus dibuat sejajar dengan arah nivo.
- Pada pengukuran ini terdapat kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh:
a. Keadaan mistar yang tidak tegak.
b. Jauh dekatnya pembidikan.
c. Melengkungnya bumi dan jalannya
sinar.
d. Kesalahan pengukur sendiri.
Pada prinsipnya praktikum
Ilmu Ukur Tanah II ini mengacu pada Pengukuran Polygon Tertutup. Dimana pada pengukuran
ini diikat oleh satu titik ikat yaitu PO. Ttik PO ini sebagai awal dan
sekaligus sebagai titik akhir dari pengukuran. Pada pengukuran ini Azimut PO
dan koordinat PO kita cari terlebih dahulu. Untuk koordinat titik PO kita bisa
menggunakan koordinat lokal atau koordinat 0.00. Hal yang sangat penting untuk
kita ketahui bersama karena dalam pengukuran polygon tertutup ini sudah diikat
oleh azimut titik awal (PO) maka azimut titik terakhir dari pengukuran harus
sama dengan titik awal tersebut. Kalau seandainya azimut titik akhir pengukuran
lebih atau kurang atau dengan kata lain tidak sama maka pengukuran tersebut
dikatakan tidak valid. Sehingga perlu dikoreksi, akan tetapi kalau toleransi
kesalahannya terlalu besar dari yang diizinkan maka perlu diadakan pengukuran
ulang.
Saran
Pada saat pelaksanaan
praktikum Ilmu Ukur Tanah, kita tentunya menginginkan hasil data yang
benar-benar akurat (valid) agar semua data-data yang kita peroleh dapat
dipertanggung jawabkan kebenaran. Untuk mendapat data-data yang valid dan benar,
kita hendaknya menggunakan Pesawat Theodolith yang benar-benar dalam kondisi
yang sempurna, soalnya itu semua akan berpengaruh terhadap hasil(data) yang akan kita
dapatkan dilapangan nanti. Tentunya alat Thedrolith yang dalam kondisi baik
akan memberikan data yang benar-benar valid, jika tidak terjadi kesalahan oleh
surveyor dalam pengambilan data atau pembacaan alat.
Untuk itu diharapkan kepada
pihak fakultas agar menyediakan alat-alat yang dimaksud. Selain itu diharapkan
juga untuk melengkapi alat-alat pendukung lainnya seperti payung, rol meter,
patok dan sebagainya sehingga pada waktu pelaksanaan pengukuran dapat berjalan
dengan lancar. kami berharaf juga kepada pihak fakultas agar:
ü Pihak fakultas paling tidak bisa menambah satu lagi
alat ukur Thedrolith, soalnya alat ukur Thedrolith yang ada di fakultas cuman
ada satu dan itu sangat berpengaruh terhadap proses praktikum yang kita jalani
tidak berjalan secara efektiv dikarenakan keterbatasan alat yang dimiliki.
ü Kami (mahasiswa) membutuhkan alat yang lebih muda,
soalnya alat yang ada sekarang sudah berumur sangat tua, dan tentunya dalam
praktikum kemarin kita mendapakan ada sedikit masalah pada alat tersebut
dikarenakan alat tersebut sudah sangat tua.
ü Pihak Fakultas bisa
meremajakan alat-alat praktikum (khususnya alat ukur) karena hal itu sangat
mempengaruhi komptensi mahasiswa fakultas teknik di universitas ini.
ü Untuk
alat praktikum yang sudah tersedia kami sangat berharap agar sumbangsih alat
tersebut bisa di maksimalkan, bukan hanya sebagai pajangan.
Demikian harapan kami, semoga dapat menjadi perhatian kita semua demi
mensukseskan tujuan pendidikan dan meningkatkan kulitas fakultas teknik di lingkungan
universitas Muhammadiyah Mataram di masa yang akan datang.
B
A
B V
P
E
N
U
T
U
P
Demikian
laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
ini
kami buat, laporan ini yang berupa
hasil praktikum merupakan sebagai salah satu tugas wajib yang harus dipenuhi oleh setiap
mahasiswa jurusan Tehnik Sipil Universitas Muhamadiyah Mataram(UMM). Semoga dengan adanya praktikum
Ilmu Ukur Tanah II ini
dapat menjadikan kita semua sebagai
mahasiswa yang memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang bermamfaat bagi saya pribadi dan
masyarakat. Dan tentunya setelah mendapatkan gelar serjana
muda nanti kita mampu bersaing dengan serjana-serjana lain, soalnya dalam dunia
kerja yang dibutuhkan adalah kemampuan atau keterampilan yang luar bias dan itu
bisa kita buktikan dengan hasil yang sangat memuaskan. Dan tentunya setelah
kita lulus nanti juga kita semua menjadi suveyor-suveyor yang handal dan memiliki
keterampilan dan skill yang memumpuni.
Tentunya makalah ini mungkin sangat jauh dari kata sempurna, dikarenakan
kita hanyalah mahluk ciftaan tuhan yang tidak luput dari khilaf ataupun
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu saya berharap kepada rekan-rekan
pembaca semua untuk memberikan kritik dan sarannya untuk penyempurnaan laporan
ini ataupun laporan-laporan lainnya.
Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada ayahanda
bapak Karsidi, Bsc. Atas bimbingannya baik didalam praktikum ataupun pada saat
penyelesaian lporan ini. Berkat bapaklah kita bisa mengetahui bagaimana cara
penggunaan ataupun cara pengukuran menggunakan alat Thedrolith, dan sedikit
tidak kita ada skill untuk mamapu bersaing dalam dunia kerja nanti. Sekali lagi
terima kasih ayahanda bapak Karsidi, Bsc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar