SEJARAH
SASTRA BANDINGAN
Berdasarkan
sejarahnya, sastra bandingan mempunyai dua aliran, yaitu aliran Prancis dan
aliran Amerika. Aliran Prancis disebut juga aliran lama karena memang sastra
bandingan lahir di Negara Prancis dan banyak tokoh-tokoh Prancis yang
mempelopori kelahiranny. Sedangkan aliran Amerika disebut sebagai aliran baru,
karena aliran Amerika meneruskan dan mengembangkan aliran Prancis. Kedua aliran
tersebut memiliki pandangan yang berbeda, walaupun tidak saling bertentangan.
Persamaan
kedua aliran tersebut yakni memiliki beberapa tujuan yaitu untuk:
1.
Mencari pengaruh karya
sastra dengan karya satra lain di berbagai negara
2.
Menentukan mana karya
sastra yang orisinil dan mana yang bukan dalam lingkup perjalanan satra
3.
Menghilangkan kesan
bahwa karya sastra nasional yang satu lebih hebat dari pada karya sastra nasional
lainnya.
Sedangkan
perbedaan wawasan kedua aliran tersebut sebagai berikut:
Ø Aliran
Prancis
·
Pelopor pertama
lahirnya sastra bandingan.
·
Membandingkan
setidaknya dua karya sastra dari Negara yang berbeda.
·
Dalam konsep aliran
Prancis hanya membolehkan pengkajian karya sastra dengan jenis yang sama, misalnya
puisi dengan puisi, cerpen dengan cerpen, naskah drama dengan naskah drama.
·
Sastra dianggap sebagai
bagian hidup, sebab unsur-unsur kehidupan dalam karya sastra dapat dimanfaatkan oleh ilmu lain, negara
lain, atau keseluruhan dunia dapat terangkum dalam satu kebulatan.
·
Dalam hal bandingan,
aliran Prancis lebih cenderung kepada hal-hal nyata, misalnya dokumen pribadi
pengarang dan menolak kritik sasra sebagai unsur utama dari penelitian sastra
bandingan, serta meragukan kebiasaan membandingkan kedua karya sastra yang
hanya memperlihatkan analogi dan perbedaan saja.
Ø Aliran
Amerika
·
Mengembangkan pemahaman
teori satra bandingan dari aliran sebelumnya (aliran Prancis).
·
Selain membandingkan
dua karya sastra, aliran Amerika juga beranggapan sastra bandingan dapat pula
membandingkan satra dengan bidang ilmu dan seni tertentu.
·
Dalam aliran ini
pengkajian perbandingan karya sastra tidak hanya sebatas dengan karya sastra
saja tetapi perbandingan dapat dilakukan dengan disiplin seni lain, seperti
puisi dengan lagu, cerpen dengan lukisan, naskah drama dengan seni, instalasi,
dsb.
·
Sastra tetap bisa
menjadi dirinya sendiri sebagai sebuah karya sastra yang kemudian dapat
dibandingkan dengan ilmu lain, seperti sastra dengan sejarah, satra dengan
sosiologi, sastra dengan politik, sastra dengan ekonomi, sastra dengan agama,
dsb. Bandingan ini dapat memperluas peran sastra bagi sekmen kehidupan lain.
Para
pelopor sastra bandingan di Prancis antara lain Fernand Baldensperger,
Jean-Maria Carre, Paul van Tieghem, dan Marius-Francois Guyard. Buku-buku yang
telah mereka tulis antara lain sebagai berikut (Endraswara, 2011:25-26):
1.
La Litterature Comparee
(Paris, 1932-1951) karya Paul Van Tieghem. Buku ini berisi uraian mengenai
sejarah, teori, masalah, serta hasil kesusastraan umum dan bandingan.
Bahan-bahan yang dipakai terbatas pada penerbitan berbahasa Prancis.
2.
La Litterature Comparee
(cetakan pertama Paris, 1951; Edisi kelima 1969) oleh Marius Francois Guyard.
Buku ini membawa kita pada perkenalan sastra bandingan yang sealiran dengan
Paul Van Tieghem.
3.
“La Litterature
Comparee Depuis un Demi Siele” dalam Annales
du Universitaire Meditenaream
3 (1951), 69-77. Karya Jean-Marie Carre. Karangan ini penting sebagai sebuah
aliran, karena ternyata mewakili aliran Prancis dalam sastra bandingan aliran Guyard.
Di sini Jean-Marei Carre melihat sastra bandingan sebagai sesuatu yang berbeda
dengan “bandingan kesusastraan” atau “sastra umum”.
v Perkembangan
Sastra Bandingan Di Indonesia.
Perkembangan
sastra bandingan di Indonesia tidak lepas dari induknya yaitu Prancis dan Amerika.
Tetapi tampaknya Amerika Serikat justru lebih mendominasi hadirnya sastra di
Indonesia (Endraswara, 2011. 36).
Sastra bandingan di Indonesia secara garis besar
dapat dibagi dalam empat kelompok, yaitu (Endaraswara, 2011:43):
1.
Sastra bandingan dalam
kaitan studi filologi yang dikenal sebagai kritik teks.
2.
Sastra bandingan dalam
hubungannya dengan sastra lisan. Jenis penelitian ini lebih ke arah motif atau
tema dalam dongeng, cerita rakyat, legenda, dan sejenisnya, serta menurut
wilayah penyebaran teks.
3.
Sastra bandingan moderen,
yakni sastra bandingan tulis, baik yang ditulis dalam bahasa Indonesia yang
masih bernama bahasa Melayu maupun yang ditulis dalam bahasa Indonesia.
4.
Sastra bandingan
Interdisipliner artinya menyandingkan karya sastra dengan bidang lain di luar
ilmu sastra. Bandingan yang keempat ini sering melahirkan simbiosis mutualisme
antara sastra dan bidang lain. Para sarjana, baik Asing maupun Indonesia, telah
banyak melakukan studi filologi atas naskah-naskah lama Nusantara (Indonesia)
umumnya perbandingan naskah-naskah yang berupa karya sastra yang berbeda, lalu
dicari pertautannya dan kemudian
menemukan naskah induk. Setelah induk naskah ditemukan barulah dilakukan
perbaikan serta penganalisisan untuk menentukan latar belakang budaya yang
bercermin dalam naskah.
Teori
sastra bandingan di Indonesia belum mendapat perhatian sepenuhnya dari para
pakar dan masih sangan sedikit buku dan artikel yang menjelaskan dan
menguraikan teori sastra bandingan.
Daftar
pustaka
Endaraswara,
Swardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Kap
.2011. Metodologi Penelitian Sastra
Bandingan. Jakarta: Bukupup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar