Sabtu, 23 April 2016

MAKALAH METODE PENELITIAN SOSIAL HISTORIS DAN DEKSRIPTIF


BAB I
PENGERTIAN

A.    Pengertian Penelitian Historis

a)      Menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen, 1990 : 411 dalam Yatim Riyanto, 1996: 22 dalam Nurul Zuriah, 2005: 51 penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merenkonstruksi apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.

b)       Menurut Donald Ary dkk (1980) dalam Yatim Riyanto (1996: 22) dalam Nurul Zuriah , 2005: 51 juga menyatakan bahwa penelitian historis adalah untuk menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari, mengvaluasi dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut. 

     Berdasarkan  kedua pendapat diatas, berarti dapat disimpulkan bahwa:

Penelitian historis merupakan penelahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Atau dapat dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan. Penelitian historis di dalam pendidikan merupakan penelitian yang sangat penting atas dasar beberapa alasan. Penelitian historis bermaksud membuat rekontruksi masa latihan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, mengverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung bukti-bukti untuk mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang kuat. Dimana terdapat hubungan yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara kronologis dengan tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.

B.     Pengertian Penelitian Dekskriptif

a)      Menurut Ahli Sastra: Dekskriptif adalah salah satu kaidah upaya pengelolahan data menjadi sesuatu yang dapat dinyatakan dengan jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dipakai oleh orang yang tidak lansung menalainya sendiri.
b)      Menurut Nazir (1988: 63) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.
c)      Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
d)     Menurut Whitney (1960: 160) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

Berarti dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah actual atau Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.





BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENELITIAN HISTORIS/SEJARAH
1.       Tujuan Penelitian Historis
          Adapun yang menjadi tujuan penelitian sejarah atau historis adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami masa kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa lampau . Sedangkan Donal Ary (1980) dalam Yatim Riyanto (1996: 23) dalam Nurul Zuriah (2005: 52) menyatakan bahwa penelitian historis untuk memperkaya pengetahuan peneliti tentang bagaimana dan mengapa suatu kejadian masa lalu dapat terjadi serta proses bagaimana masa lalu itu menjadi masa kini, pada akhirnya, diharapkan meningkatnya pemahaman tentang kejadian masa kini serta memperolehnya dasar yang lebih rasional untuk melakukan pilihan-pilihan di masa kini.
 

2.         Langkah-langkah penelitian historis
Ø  Menetukan permasalahan penelitian.
Ø  Menyatakan tujuan penelitian.
Ø  Mengumpulkan data.
Ø  Evaluasi data.
Ø  Melaporkan hasil penelitian.

3.       Sumber-sumber  data  dalam penelitian historis
Ø  Sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari cerita para pelaku  peristiwa  itu sendiri, dan atau saksi mata  yang mengalami peristiwa tersebut.  Sumber tersebut dapat berupa dokumena asli, relief, dan benda-benda peninggalan masyarakat masa  lampau.
Ø  Sumber data  skunder yaitu data atau informasi diperoleh dari sumber lain yang mungkin    tidak berhubungan langsung dengan peristiwa tersebut, sumber tersebut dapat berupa buku-buku, catatan  yang berkaitan dengan peristiwa tersebut.

4.   Pengumpulan  data penelitian  historis
Pada  penelitian ini tinjauan  literatur dan prosedur penelitian  merupakan suatu hal yang penting.  Pada penelitian ini literature mencakup semua jenis komunikasi tertulis. Komunikasi tertulis dapat berupa  dokumen resmi, rekaman, surat-surat, dan dokumen-dokumen lain. Jika memungkinkan pada penelitian ini dapat melibatkan wawancara dengan orang  yang  ambil bagian dalam suatu kejadian atau proses  yang sedang diselidiki.

5.   Analisis data penelitian historis
Semua sumber data harus dianalisis dengan teliti secara ilmiah untuk menentukan keotentikan dan keakuratan penelitian tersebut. Hal tersebut untuk menghindari diterimanya statemen  orang-orang  terkenal.
Dalam menetapkan keakuratan dokumen,  setidaknya  ada 4 faktor yang harus dipertimbangakan, yaitu:
Ø  Pengetahuan dan kompetensi pengarang.
Ø  Selang waktu antara kejadian dan penulisan kejadian.
Ø  Motif  yang  biasa dari pengarang.
Ø  Kosistensi dari data.
6. Kelebihan dan kekurangan
a.       Kelebihan penelitian historis adalah sebagai berikut:
Ø  Tidak terlalu melibatkan peneliti secara fisik
Ø  Tidak ada kekhawatiran terjadinya interaksi antara peneliti dengan subyek
Ø  Mudah dalam mencari sumber data
Ø  Dapat mencari data secara lebih tuntas dalam menggali informasi yang diperlukan dalam proses    penelitian.
Ø  Sumber data sudah dinyatakan secara difinitif baik nama pengarang, tempat dan waktu.

b. kekurangan penelitian historis adalah sebagai berikut:
Ø  Metode sejarah banyak menggantungkan diri pada data yang diamati oleh orang lain dimasa lampau
Ø  Data yang digunakan banyak tergantung pada data primer
Ø  Metode ini mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua yang tidak diterbitkan ataupun tidak dikutip dalam bahasa acuan yang standart.

B.      Penelitian Deksriptif

1.      Penelitian deskriptif memiliki beberapa keunikan
Ø  Menggunakan kuesioner atau wawancara sering kali hanya mendapatkan responden  yang sedikit yang  dapat mengakibatkan biasnyak simpulan.
Ø  Bila peneliti menggunakan observasi,  kadangkala dalam waktu pengmpuan data tidak    memperoleh data yang  memadai.
Ø  Memerlukan permasalahan  yang dirumuskan dengan jelas agar pada waktu menjaring data dilapangan peneliiti tidak mengalami kesulitan.

2.      Langkah-langkah penelitian deskriptif
Ø  Mengidentifikasi adanya permasalahan yang dapat dipecahkan dengan metode deskriptif.
Ø  Membatasi dan merumuskan masalah secara  jelas.
Ø  Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
Ø  Melakukan studi pustaka yang berkaitan  dengan permasalahan.
Ø  Menentukan kerangka berpikir.
Ø  Mendisain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk pengumpulan data, populasi, sampel, menentukan instrumen  pengumpulan data, dan menganalisis data.
Ø  Mengumpulkan,  mengorganisasi,  dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistik.
Ø  Membuat laporan.


3.      Jenis Penelitian Deksriptif
Menurut Nazir (1988: 64-65) mengemukakan bahwa ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan, serta tempat dan waktu, maka penelitian dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:


 a.       Metode survey
 Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. (Nazir, 1988: 65)
Kerlinger mengemukakan bahwa metode survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif distribusi, dan hubungan antar variabel. Sosiologi, maupun psikologis.
Survei pada dasarnya tidak berbeda dengan research (penelitian). Pemakaian kedua istilah ini kerap kali hanya dimaksudkan untuk memberikan penekanan mengenai ruang lingkup. Research memusatkan diri pada salah satu atau beberapa aspek dari objeknya. Sedangkan survei bersifat menyeluruh yang kemudian akan dilanjutkan secara khusus pada aspek tertentu bilamana diperlukan studi yang lebih mendalam (Zulnaidi, 2007: 11)
Lebih lanjut lagi Zulnaidi (2007: 11-12) mengemukakan beberapa studi yang termasuk dalam metode survei yakni:
·         Survei kelembagaan (institutional survei)
·         Analisis jabatan/ pekerjaan (job analysis)
·         Analisis dokumen (documentary analysis)
·         Analisis isi (content analysis)
·         Survei pendapat umum (public oppinion survey)
·         Survey kemasyarakatan (community survey)
Nazir (1988: 65) dalam bukunya Metode Penelitian, mengemukan terdapat banyak sekali penelitian yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode survei, diantaranya adalah survei masalah kemasyarakatan, survei komunikasi dan pendapat umum, survei masalah politik, survei masalah pendidikan, dan lain sebagainya.

b.      Metode deskriptif kesinambungan
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan sehingga diperoleh pengetahuan yang menyeluruh mengenai masalah, fenomena, dan kekuatan-kekuatan sosial yang diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu periode yang lama.
Menurut Nazir (1988: 65) mendefinisikan metode deskriptif berkesinambungan atau continuity descriptive research sebagai kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian. Salah satu contoh metode penelitian deskriptif berkesinambungan ini dilakukan oleh Whitney dan Milholland (1930) yang mempelajari status akademis dari mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado State College of Education  pada tahun 1930. Penelitian dilakukan dalam waktu empat tahun, dengan menelusuri status akademis sejak tingkat persiapan sampai dengan lulus sarjana muda.

c.       Penelitian studi kasus

Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensive terhadap satu objek tertentu, dengan cara mempelajari sebagai suatu kasus. Berbagai unit sosial seperti seorang murid menunjukkan kelainan, sebuah kelompok keluarga, sebuah kelompok anak nakal, sebuah desa, sebuah lembaga sosial dan lain-lain dapat diselidiki secara intensive, baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu yang mendapat perhatian khusus. (Zulnaidi, 2007: 13)
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang  subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Menurut Maxfield (1930: 117-122) dalam Nazir (1988: 66) mendefinisikan penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
Penelitian studi kasus menurut Stake (2005) terdapat 3 jenis penelitian studi kasus yang dibagi berdasarkan karakteristik dan fungsinya, yakni:
·         Penelitian studi kasus mendalam
·         Penelitian studi kasus instrumental
·         Penelitian studi kasus jamak
Tidak berbeda jauh, Creswell (2007) juga membagi penelitian studi kasus menjadi 3 jenis. Dalam penelitian studi kasus tentunya terdapat langkah-langkahnya. Menurut Yin (1994), terdapat langkah-langkah dalam melakukan penelitian studi kasus yakni secara singkat seperti di bawah ini:
a.       Merancang studi kasus
Dalam merancang studi kasus, terdapat dua langkah yakni melakukan pembekalan pengetahuan dan keterampilan serta melakukan pengembangan dan pengkajian ulang penelitian.
b.      Melakukan studi kasus
Dalam langkah kedua ini terdapat tiga langkah yakni:
 1) penentuan teknik pengumpulan data
 2) penyebaran alat pengumpulan data
 3) penganalisisan bukti studi kasus yang terkumpul.
      c. Melakukan pengembangan, implikasi, dan saran
Tahap ini merupakan tahap akhir dari setiap penelitian sebagai upaya melaporkan hasil penelitiannya kepada semua orang.
Nazir (1988: 68) mengemukakan bahwa langkah-langkah pokok dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut: 1) menemukan rumusan tujuan penelitian; 2) tentukan unit-unit studi, sifat-sifat serta proses-proses apa yang akan menuntun penelitian; 3) tentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik pengumpulan data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia; 4) kumpulkan data; 5) organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisa untuk membuat interpretasi serta generalisasi; 6) susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari hasil penelitian.
d.      Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas
Menurut Nazir (1988: 71) dalam buku Metode Penelitian mengemukakan bahwa penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas merupakan penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.
Lebih lanjut Nazir mengemukakan bahwa studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan pekerja, buruh, petani, guru, dan lain sebagainya terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan waktu secara efisien dan efektif.

e.       Penelitian tindakan (action research)
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang berfokus pada penerapan tindakan yang dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan permasalahan pada suatu kelompok subjek yang diteliti dan diamati tingkat keberhasilannya atau dampak dari tindakannya. Menurut Grundy dan Kemmis (1990: 322) mengemukakan bahwa penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu meningkatkan (improve) dan melibatkan (involve). Maksudnya, penelitian tindakan bertujuan meningkatkan bidang praktik, meningkatkan pemahaman praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik dilaksanakan. Penelitian tindakan juga berusaha melibatkan pihak-pihak terkait, jika penelitian tindakan dilaksanakan di sekolah, maka pihak terkait antara lain adalah kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, dan orang tua siswa.
Penelitian ini sering digunakan oleh para peneliti di bidang pendidikan yang sering disebut sebagai penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).

f.       Penelitian Perpustakaan
Penelitian perpustakaan merupakan kegiatan mengamati berbagai literatur yagn berhubungan dengan pokok permasalahan yang diangkat baik itu berupa buku, makalah ataupun tulisan yang sifatnya membantu sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses penelitian. Menurut Kartini Kartono (1986: 28) dalam buku Pengantar Metodologi Research  Sosial mengemukakan bahwa tujuan penelitian perpustakaan adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang ada di perpustakaan, hasilnya dijadikan fungsi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian di lapangan.

g.      Penelitian Komparatif
Menurut Sugiono (2005: 11) penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
Dalam buku metode penelitian karangan M. Nazir (1988: 69-70) terdapat keunggulan dan kelemahan dari metode penelitian komparatif. Keunggulannya adalah sebagai berikut:
·         Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental karena beberapa alasan:
1.)  jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau diselidiki hubungan sebab akibatnya;
2.)  apabila teknik untuk mengadakan variabel kontrol dapat menghalangi penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanya interaksi secara normal; 3) penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendala teknik, keuangan, maupun etika dan moral.
·         Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat statistik yang lebih maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif.
·         Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut:
·         Penelitian komparatif yang bersifat ex post facto, mengakibatkan penelitian tersebut tidak mempunyai kontrol terhadap variabel bebas
·         Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan kausal yang diselidiki benar-benar relevan.
·         Interaksi antarfaktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena menjadi sukar untuk diketahui.
·         Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.
·         Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi untuk tujuan perbandingan dapat menjurus pada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah, akibatnya kategori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar, menghendaki value judgement dan tidak kokoh.
Lebih lanjut lagi Nazir (1988: 70) menjabarkan beberpa langkah pokok dalam studi komparatif, yaitu: 1) rumuskan dan definisikan masalah; 2) jajaki dan teliti literatur yang ada; 3) rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang dipakai; 4) buatlah rancangan penelitian dengan cara memilih subjek yang digunakn dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan, dan mengkategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan, untuk mempermudah analisa sebab akibat; 5) uji hipotesa, membuat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistik yang tepat; 6) membuat generalisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan; dan 7) menyusun laporan dengan cara penulisan ilmiah.

4. Kelebihan dan kekurangan
a.       kelebihan metode deskriptif:
Ø  Relatif mudah dilaksanakan
Ø  Tidak membutuhkan kelompok pembanding
Ø  Diperoleh banyak informasi penting
Ø  Dalam metode deskriptif dapat ditentukan apakah temuan tersebut membutuhkan penelitian lanjutan atau tidak.
b.      Kekurangan:
Ø  Pengamatan pada subyek hanya 1 kali
Ø  Tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat





BAB III
CONTOH KASUS

1.      Penelitian Historis
contoh : 
  a. Judul :
Penelurusan awal berkembangnya virus K-pop di kalangan remaja Indonesia.
b. Perumusan masalah :
  Apakah berkembangnya virus K-pop di kalangan remaja Indonesia sudah lama atau baru saja?
c. Pengumpulan data :
  Analisis dokumen, wawancara
  Dari sumber primer dan sumber sekunder
d. Analisis data :
  Cenderung melibatkan analisis yang logis, bukan analisis statistika, kalau pun perlu statistika hanya sebatas statistik deskriptif.
e. Kesimpulan :
  Misalnya, tidak benar bahwa berkembangnya virus K-pop di kalangan remaja Indonesia baru saja, tetapi sudah lama sejak sekitaran tahun 2007, dimana saat itu salah satu drama Korea popular yaitu Fullhouse di tayangkan di stasiun TV swasta, dan virus K-pop makin berkembang sampai sekarang di Indonesia.

                                                   
2.      Penelitian Deksriptif
Contoh :
            a.  Judul : Kasus Pembegalan di jalan Pusuk, KLU
            b.   Rumusan Masalah Penelitian Deskriptif :
Ø  Apa tujuan begal?
Ø  Bagaimanakah begal ini menjalankan aksinya?
Ø  Apa tanggapan masyarakat tentang kasus pembegalan ini?
c.       Alasan Yang Membuat Saya Tertarik :
            Konflik yang terjadi di kalangan masyarakat banyak sekali, tapi yang membuat saya tertarik adalah maraknya pembegalan di daerah-daerah yang terjadi di Indonesia,  dan itu sangat mengancam keselamatan masyarakat, untuk itu, untuk mengetahui apasih sebenarnya motif begal membegal orang, apakah hanya karna ingin mengambil barang korban atau, adakah motif lain yang begal inginkan.





DAFTAR PUSTAKA

Drs. Nurul Zuriah, M.Si, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, PT. Bumi aksara, jakarta;2007
H. Arief Furchan,MA. Ph.D. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta; Cet 2005.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar