Pengembangan
pariwisata ini akan berdampak sangat luas dan signifikan dalam pengembangan
ekonomi, upaya– upaya pelestarian sumber
daya alam dan lingkungan serta akan berdampak terhadap kehidupan sosial budaya
masyarakat, terutama masyarakat lokal. Pengembangan kawasan wisata mampu
memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah, membuka peluang usaha dan
kesempatan kerja serta sekaligus berfungsi menjaga dan melestarikan kekayaan
alam dan hayati. Diharapkan pengembangan pariwisata dapat berpengaruh baik bagi
kehidupan masyarakat terutama masyarakat lokal dan mampu mendorong pengembangan
berbagi sektor lain baik ekonomi, sosial, dan budaya. Dengan demikian, maka
pembangunan pariwisata harus didasarkan pada criteria keberlanjutan yang
artinya bahwa pembangunan dapat didukung secara ekologis dalam jangka panjang
sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap
masyarakat. Artinya, pembangunan berkelanjutan adalah upaya untuk mengembangkan kualitas hidup dengan cara
mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya
secara berkelanjutan. Banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang
mempunyai harapan bahwa semua dagangan dan jasa yang mereka tawarkan kepada
wisatawan dapat memuaskan dan nantinya wisatawan akan kembali lagi untuk
menikmati dagangan dan jasa yang mereka tawarkan. Keberadaan wisatawan banyak
memberikan masukan atau devisa bagi daerah atau masyarakat setempat, karena
mereka membelanjakan uang yang dibawanya untuk makan, minum, membeli cinderamata
dan sebagainya. Masyarakat daerah setempat secara tidak langsung merasakan
adanya dampak dari pariwisata yang ada. Dampak yang menguntungkan seperti
terciptanya lapangan pekerjaan, meningkatnya
pendapatan, dan meningkatnya keramaian. Sedangkan dampak yang merugikan seperti,
masuknya pengaruh kebudayaan luar/asing. Sektor pariwisata merupakan salah satu
andalan disamping industri kecil dan agro industri, merupakan suatu instrumen
untuk menghasilkan devisa dan sekaligus diharapkan akan memperluas kesempatan
kerja dan menciptakan kesempatan kerja dan menciptakan usaha bagi masyarakat.
Kemajuan pariwisata dan pembangunan suatu daerah memiliki hubungan silang
ketergantungan, artinya semakin maju sektor pariwisata, maka akan semakin besar
kontribusi yang akan diberikan sektor pariwisata kepada pemerintah daerah
tersebut, begitulah sebaliknya semakin maju pembangunan suatu daerah, maka
sudah barang tentu tersedia sarana dan prasarana yang menunjang kemajuan
pariwisata.
Kabupaten
Lombok tengah merupakan salah satu kabupaten yang memiliki berbagai jenis obyek wisata dan
daya tarik wisata yang menarik untuk diperkenalkan kepada wisatawan domestik
dan mancanegara. Kabupaten Lombok tengah adalah salah satu daerah kaya akan obyek
wisata alam, wisata budaya, peninggalan sejarah, dan wisata rohani. Obyek-obyek
wisata tersebut diantaranya, pantai kuta, tanjung aan, batu payung, bau nyale. Oleh
karena itu, pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Lombok tengah pun harus dipandang sebagai potensi ekonomi
yang sangat penting untuk menopang pembangunan di wilayah Lombok tengah pada umumnya. Seperti yang sudah dijelaskan
diatas bahwa pembangunan pariwisata dikabupaten Lombok tengah memberikan dampak
positif bagi masyarakat setempat terutama dampak sosial terhadap penyediaan
kesempatan kerja kepada masyarakat, cukup besar telah membuktikan bahwa
pembangunan pariwisata terus dikembangkan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
penulis tertarik untuk melakukann penelitian dengan judul “dampak sosial ekonomi masyarakat
terhadap pembangunan pariwisata tanjung aan desa kuta kecamatan pujuk kabupaten
lombok tengah”
1.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
maka rumusann masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana peluang usaha
masyarakat sekitar Obyek Wisata pantai kuta kabupaten Lombok tenngah ?
2. Bagaimana peningkatan pendapatan yang didapat
oleh pedagang kawasan. Obyek Wisata
pantai kuta kabupaten Lombok tenngah?
3. Bagaimana
penyerapan tenaga kerja di daerah kawasan Obyek Wisata pantai kuta kabupaten Lombok tenngah ?
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini, adalah untuk
mengetahui :
1. Peluang
usaha masyarakat sekitar Obyek Wisata pantai
kuta kabupaten Lombok tengah
2. Peningkatan
pendapatan yang didapat oleh pedagang kawasan Obyek
Wisata
pantai kuta kabupaten Lombok tengah
3.
Menyiapkan tenaga kerja di daerah kawasan Obyek Wisata panatai
kuta
kabupaten
Lombok tengah
1.3
Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis yaitu :
1.3.1
Manfaat
Teoritis
Adapun manfaat
teoritis dari penelitian ini adalah dapat di jadikan sebagai bahan acuan
pembelajaran untuk ilmu pengetahuan sosial terutama dalam pendidikan geografi
dan dapat di jadikan refrensi untuk menambah wawasan tentang pembangunan
pariwisata
1.3.2
Manfaat
Praktis
1.
Dapat digunakan sebagai
bahan alternatif pertimbangan untuk pembangunan obyek wisata lainnya yang ada
di Kabupaten Lombok tengah,
2.
Sebagai sumber informasi tentang adanya dampak
sosial ekonomi pembangunan pariwisata obyek wisata pantai kuta di Kabupaten
Lombok tengah.
II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1
Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan
daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
terkait di bidang tersebut. Pariwisata
merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan
melibatkan masyarakat, sehingga membawa
berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai efek yang luar biasa,
yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami perubahan dalam berbagai
aspeknya (Pitana, 2005:109).
Pariwisata dalam arti modern adalah
fenomena zaman sekarang yang didasarkan pada kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian dalam
menumbuhkan cinta pada alam, kesenangan dan kenikmatan alam semesta pada khususnya
disebabkan oleh bertambahnya pergaulan bangsa dan kelas dalam masyarakat
manusia sebagai hasil perkembangan perniagaan, industri, perdagangan, dan
adanya semakin sempurna alat-alat pengangkutan, (Pendit, 1994 : 32).
Pada hakikatnya berpariwisata adalah
suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju ketempat yang
lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai
kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik,
agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah
pengalaman ataupun untuk belajar (Suwantoro,
2004 :3).
Istilah pariwisata berhubungan erat
dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat
tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan
bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perjalana wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau lebih dengan tujuan yang lain untuk mendapatkan kenikmatan dan
memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang
berhubungan dengan kegiatan olahraga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan, dan
keperluan usaha lainnya. “pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara
dalam jangka waktu yang pendek, ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal,
dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di
tempat-tempat tujuan tersebut; ini mencakup kepergian untuk berbagi maksud,
termasuk kunjungan seharian atau darmawisata” (Pendit, 2006 :33). Dalam
Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2010
tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan:
1. Wisata adalah
kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara.
2.
Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3.
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah.
4.
Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara
serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha.
5.
Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,
dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan
6.
Daerah Tujuan Pariwisata (Destinasi Pariwisata) adalah kawasan geografis
yang berada dalam satu atau wilayah administratif yang di dalamnya terdapat
daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang
saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
2.1.2
Pengertian Obyek Wisata
Dalam
undang - undang
nomor 9 tahun 1990, objek dan
daya tari wisata adalah segala sesuatu
yang menjadi sasaran wisata. Jadi objek wisata adalah perwujudan dari pada
ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau
keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.
Dalam membangun objek dan daya tarik wisata tersebut harus diperhatikan
keadaan sosial ekonomi masyarakat
setempat, sosial budaya setempat, nilai-nilai
agama, adat istiadat, lingkungan hidup, beserta objek dan daya tarik
wisata itu
sendiri. Pembangunan objek dan daya tarik wisata dapat dilakukan oleh
pemerintah, badan usaha, dan perseorangan. Penggolongan jenis objek wisata
akan terlihat dari ciri khas yg ditonjolkan oleh tiap-tiap objek wisata.
Objek wisata
dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu :
1.Objek wisata alam, misalnya : laut,
pantai, gunung (berapi),danau, sungai, fauna (langka), flora (langka), kawasan
lindung, cagar alam, pemandangan alam, lain - lain.
2. Objek wisata budaya, misalnya : upacara kelahiran, tari-tari (tradisional), musik (tradisional), pakaian
adat, perkawinan adat, upacara turun ke sawah, upacara panen, cagar budaya,
bangunan bersejarah, peninggalan tradisional, festival budaya, kain tenun
(tradisional), tekstil lokal, pertunjukan (tradisional), adat istiadat lokal,
museum, dan lain - lain.
3.
Objek wisata buatan,
misalnya : sarana dan fasilitas olahraga,
permainan (layangan), hiburan (lawak/akrobatik dan sulap), ketangkasan (naik
kuda),taman rekreasi, taman nasional, pusat - pusat perbelanjaan, dan lain - lain (Mappi S, 2001 :30-33).
2.1.3
Pembangunan Pariwisata
Pembangunan Pariwisata adalah suatu proses perubahan untuk menciptakan
nilai tambah dalam segala aspek bidang pariwisata, mulai dari sarana prasarana,
Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), dan aspek-aspek lainnya.
Tujuan pembangunan
kepariwisataan nasional adalah:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata.
2.
Mengkomunikasikan Destinasi Pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien dan
bertanggung jawab.
3.
Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian
nasional,
4. Mengembangkan Kelembagaan
Kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu menesergikan Pembangunan
Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, dan Industri Pariwisata secara
profesional, efektif dan efisien.
2.2 Pembangunan
(Riyadi 1981: 16), menyatakan bahwa
pembangunan adalah suatu proses dinamis yang meliputi berbagai kegiatan yang
direncanakan dan terarah dengan melibatkan peran masyarakat banyak sebagai
kekuatan pembaharuan untuk menimbulkan perubahan-perubahan sosial/struktur
sosial yang mendasar maupun pertumbuhan ekonomi yang dipercepat tetapi
terkendalikan dalam ruang lingkup keadilan sosial demi kemajuan dan kualitas
hidup dan meningkatkan harkat dan martabat manusiawi. Pembangunan itu sendiri
pada hakekatnya adalah suatu proses sosial yang bersifat integral dan
menyeluruh baik berupa pertumbuhan ekonomi, maupun perubahan sosial demi
terwujudnya masyarakat yang lebih makmur. Dalam prakteknya proses pembangunan
itu berlangsung melalui siklus produksi untuk mencapai suatu konsumsi dan
pemanfaatan segala macam sumber dan modal, seperti sumber alam, sumber daya
kemampuan manusia, sumber keuangan, permodalan dan peralatan yang terus menerus
diperlukan dan perlu ditingkatkan. Dalam mencapai tujuan dari sasaran
pembangunan ini dapat timbul efek samping berupa produk -produk bekas dan
lainnya yang bersifat merusak atau mencemarkan lingkungan, sehingga secara
langsung atau tidak langsung membahayakan terciptanya tujuan pokok pembangunan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Secara umum tujuan pembangunan
ekonomi daerah adalah sebagai berikut :
1.
Mengembangkan lapangan kerja bagi penduduk yang ada sekarang
2.
Mencapai ekonomi daerah
3.
Mengembangkan basis ekonomi dan kesempatan kerja beragam
2.3 Dampak
Dampak adalah
setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktifitas
manusia (Suratmo, 2004: 24). Dampak suatu proyek pembangunan pada aspek sosial
ekonomi khususnya untuk negara berkembang terdapat pada komponen-komponen
berikut yang ditetapkan sebagai indikator sosial ekonomi antara lain :
1) Penyerapan tenaga kerja
2)
Berkembangnya struktur ekonomi, yaitu
timbulnya aktifitas perekonomian lain akibat proyek tersebut seperti toko,
warung, restoran, transportasi dan lain-lain,
3) Peningkatan pendapatan masyarakat,
4)
Kesehatan masyarakat.
5) Persepsi masyarakat.
6) Pertambahan penduduk dan lain
sebagainya.
3.4
Sosial Ekonomi
3.4.1 Sosial
Pengertian
sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaa. Pegertian sosial dalam ilmu
sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada departemen
sosial menujukan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan yang
dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup
perkerjaan dan kesejahteraan sosial.
Dalam kamus bahasa
indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat
(Kbbi, 1996: 958). Sedangkan dalam konsep sosialogi, manusia sering disebut
sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tampa
adanya bantuan orang lain disekitarnya. Kata sosial sering diartikan sebagai
hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat.
3.4.2
Dampak Sosial
Merupakan perubahan yang terjadi pada manusia dan masyarakat yang
diakibatkan oleh aktifitas pembangunan (Sudharto, 1995). dampak sosial muncul
ketika terdapat aktifitas. Proyek program atau kebijaksanaan yang diterapkan
pada suatu masyarakat untuk intervensi ini mempengaruhi keseimbangan pada suatu
sistem masyarakat, pengaruh tersebut bisa positif maupun negatif.
3.4.3
Ekonomi
Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani :
Oikos dan Nomos. Oikos berarti rumah tangga (house-hold), sedang Nomos berarti
aturan, kaidah atau pengelolaan. Dengan
demikian secara sederhana ekonomi dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah, aturan-aturan atau
cara pengelolaan suatu rumah tangga.
Definisi yang lebih populer yang sering digunakan untuk menerangkan ilmu ekonomi tersebut, adalah
salah satu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari tingkah laku manusia atau
segolongan masyarakat, dalam usahanya memenuhi kebutuhan yang relatif tak
terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas adanya (Deliarnov, 2003 :23).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah seseuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan dan kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam
lingkunganya. Sehingga dapat
menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemempuan mengenai
keberhasilan menjalankan usaha dan berhasil mencukupi kebutuhan hidupnya.
3.4.4
Dampak
Terhadap Sosial Ekonomi
Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat lokal dapat di
kategorikan
menjadi delapan kelompok besar (Cohen, 1984), yaitu:
1. Dampak terhadap penerimaan devisa
2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat
3. Dampak terhadap kesempatan kerja
4. Dampak terhadap harga-harga
5. Dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan
6. Dampak terhadap kepemilikan dan control
7. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya
8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah.
2.4.5 Kondisi Sosial
Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi setiap orang itu
berbeda-beda dan bertingkat, ada yang
keadaan
sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial ekonomi menurut
(Abdulsyani
1994 : 45), adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok
manusia
yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat
pendidikan,
jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi, sedangkan menurut
(Soerjono 2001 : 75),
sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang
lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta
kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya. Berdasarkan
beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian, keadaan sosial ekonomi
dalam penelitian ini adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan
dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan pemilikan kekayaan atau fasilitas
serta jenis tempat tinggal.
3.4.5
Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Keadaan Sosial Ekonomi
1. Pendapatan
Menurut (Sukirno 2011 : 47), pendapatan
adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya
selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan.
Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain:
1. Pdapatan
pribadi, yaitu; semua jenis pendapatan yang
diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk
suatu negara.
2. Pendapatan
disposebel, yaitu; pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus
dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap
dibelanjakan inilah yang dinamakan
pendapatan disposebel.
3.
Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan
jasa-jasa yang
diproduksikan oleh suatu negara dalam satu tahun.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak
harus dipenuhi sebagai pengalaman belajar yang baik secara langsung maupun
tidak langsung menjadi dasar dalam perubahan tingkah laku menuju kedewasaan.
Pendidikan diartikan sebagai pengetahuan, pemahaman,dan cara bertingkah laku
yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibinsyah, 2003:10).
3. Kesehatan
Kesehatan
merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam rentang sehat sakit yang
bersifat dinamis dipengaruhi oleh perkembangan, sosial kultural, pengalaman
masa lalu, harapan seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, pelayanan.
2.5
Kerangka
Berfikir
Kerangka teori merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah didefinisikan sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 283). Untuk lebih
jelasnya mengenai alur pemikiran penelitian dapat dilihat pada skema berikut. Pada
umumnya, masalah pariwisata telah diorientasikan ke arah kemajuan usaha, peningkatan
ekonomi, dan pembangunan kawasan wisata tersebut. Dalam pembangunan pariwisata
khususnya daerah yang diharapkan tentunya adalah peningkatan jumlah wisatawan.
Selain itu, dilibatkannya masyarakat sekitar ke dalam pembangunan pariwisata
tersebut akan memberikan dampak positif bagi mereka untuk meningkatkan taraf
hidupnya. Pembangunan kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi
wisatawan maupun masyarakat setempat melalui keuntungan ekonomi yang di dapat
dari tempat tujuan wisata. Pembangunan infrastruktur dan fasilitas rekreasi
juga menguntungkan bagi wisatawan dan warga setempat.
III METODE
PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dan tujuan dan kegunaan tertentu. Margono (2007:19)
mengatakan bahwa metode penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu metode
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah
suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai
alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui, sedangkan
penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-rang dan prilaku yang diamati.
Sedangkan menurut Sugiyono, (2012:01) penelitian
kualitatif merupakan sebuah penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan
permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta,
kemasyarakatan, olah raga, seni dan budaya, dan lain lain, sehingga dapat
dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan bersama.
Sehubungan dengan pendapat diatas maka metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang akan di peroleh dilapangan
lebih banyak bersifat informasi dan keterangan bukan dalam bentuk simbol atau
angka. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang menghasilkan
data yang bersifat kualitatif, karena peneliti tidak menyusun data atau
menyimpulkan. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan alasan
sebagai berikut: (a) penelitian ini dilakukan pada latar alamiah atau pada
konteks dari suatu keutuhan, (b) penelitian ini menggunakan manusia sebagai
alat penelitian, (c) jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif.
3.2
Lokasi Penelitia
Secara administratif Kuta Lombok terletak di Lombok
Tengah bagian selatan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Kuta merupakan salah satu Desa yang berada di kawasan pantai
sehingga memiliki potensi yang besar dalam pengembangan aktivitas
kepariwisataan. Secara administratif luas wilayah Desa Kuta yaitu 2.366 Ha
dengan ketinggian tanah 5-10 mdpl, memiliki curah hujan 125 mm pertahun
sehingga rata-rata suhu udara berkisar antara 18o C-34o C. Jenis dari dataran
rendah, tinggi, pengunungan dan pantai adalah datar dan bergelombang. Berikut
adalah batas wilayah administrasi.
Desa Kuta; Sebelah Utara :
Desa Rambitan Sebelah Timur :
Desa Sukadana dan Desa Sengkol Sebelah Selatan :
Samudra
Indonesia Sebelah Barat :
Desa Prabu (Sumber: Profil Desa Kuta Tahun
2012-2013, 2014)
Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian.
3.3
Teknik Penentuan Informan
Informan adalah orang
yang bisa dimanfaatkan untuk memberikan
informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian. Informan penelitian ini meliputi dua
macam. Menurut Hendarso (2005,171) yaitu:
a.
Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang di perlukan dalam penelitian. Dalam hal ini
informan kuncinya adalah masyarakat setampat yang berkerja dan berjualan di
daerah wisata.
b.
Informan biasa merupakan sumber informasi yang melengkapi
informan kunci, pemerintah lombok tengah
Penelitian ini
menggunakan. Snowball sampling adalah
teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam
penentuan sampel pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan
dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti
mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang
diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel
semakin banyak (Sugiyono, 2011:68).
Alasan utama peneliti
menggunakan teknik snowball sampling
dikarenakan peneliti belum mengetahui kondisi secara spesifik yang berkaitan
dengan lokasi penelitian, seperti keberadaan informan kunci secara pasti.
Sehingga teknik snowball sampling lebih
cocok digunakan dan memberikan beberapa keuntungan seperti Penelitian dapat
dimulai dengan informasi yang terbatas dari responden awal, namun pada akhirnya
informasi berkembang luas dan mendalam selain itu membantu menemukan
pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian namun sulit ditemukan atau tidak
diketahui keberadaannya. Sehingga dapat meningkatkan jumlah responden dalam
prosesnya guna mencapai hasil yang akurat serta membangun gagasan berdasarkan
sumber-sumber dari jaringan yang terbentuk.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian agar memperoleh
data yang akurat diperlukan berbagai teknik atau cara untuk mengumpulkannya.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
3.4.1
Observasi
Observasi adalah suatu pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis yang digunakan untuk
memperoleh informasi. Arikunto (2004:225) mengungkapkan bahwa observasi adalah
suatu pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis dengan prosedur yang
terstandar.
Penelitian ini menggunakan teknik observasi, yaitu penulis
mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti dan digunakan
sebagai informasi data yang belum diperoleh sebelumnya. Dalam penelitian ini
metode observasi digunakan untuk melihat secara langsung perubahan yang terjadi
di lokasi penelitian.
3.4.2
Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
informan yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,2010:186).
Pendapat lain juga mengatakan bahwa wawancara adalah
bentuk komunikasi antar dua orang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh
dengan data dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2008:180).
(Esterberg, 2002:22)
mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur,
semiterstruktur,dan tidak terstruktur.
1.
Wawancara Terstruktur(Struktured
Interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
mengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanya telah disiapkan.
Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama
dan mengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula,
pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data
2.
Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview)
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana dalam
pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara
lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan
ide-idenya. Dalam melakukan peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan
mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
3.
Wawancara Tak Terstruktur (Unstructured Interview)
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara
tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan
atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subyek yang diteliti.
Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal
tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek sehingga peneliti
dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus di
teliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara
terstruktur dimana peneliti memberikan pertanyaan kepada informan dengan
mengacu pada daftar pertanyaan yang telah disediakan dengan tujuan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk mempermudah
peneliti dalam proses wawancara, maka disiapkan alat bantu berupa alat tulis
dan buku, atau juga menggunakan recorder
pada ponsel. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan interview (wawancara) terhadap 50 informan, baik terhadap informan
kunci ataupun informan biasa yang bekerja di pembanggunan pariwisata.
3.4.3
Dokumentasi
Dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relavan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, foto, film documenter (Ridwan,2006:77). Secara bebas dapat di
terjemahkan bahwa dokumentasi merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis
atau dicetak yang dapat berupa catatan, anecdotal, surat, buku harian dan
dokumen-dokumen (Djam’an dan Aan,2009:147). Penggunaan dokumentasi ini
dimaksudkan terutama untuk memperoleh data umum tentang lokasi penelitian
beserta dokumen-dokumen terkait dengan penelitian ini dalam bentuk dokumen.
3.5
Jenis Dan Sumber Data
3.5.1
Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini sangat mendasar untuk
disklasifikasikan, mengingat kedua masalah ini akan melandasi kegiatan
selanjutnya. Pemahaman jenis data adalah suatu hal yang mutlak dalam
penelitian. Hal ini cukup beralasan karena dengan mengetahui data tersebut, peneliti
dapat mencari alternative metode apa yang paling cocok sehubungan dengan jenis
data yang tersedia. Data berdasarkan jenisnya menurut (Ridwan, 2002:8) adalah
dua yakni:
1.
Data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan
kategorisasi karakteristik berjudul pertanyaan atau berupa kata kata.
2.
Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka angka.
Dalam penelitian ini akan memfokuskan pada jenis data
kualitatif yang menggunakan kalimat atau pertanyaan.
3.5.2 Sumber Data
Terdapat dua sumber data dalam penelitian ini :
1.
Data Primer
Data Primer adalah
data yang diambil langsung dari sumbernya tanpa perantara atau juga dapat
dikatakan sebagai data yang diperoleh dari kesaksian seseorang dengan mata
kepala sendiri sebagai orang yang mengetahui tentang obyek dan masalah
penulisan (Moleong,2005). Dalam penelitian ini, data primernya adalah hasil
wawancara, observasi langsung pada lokasi penelitian, dan dokumentasi kegiatan
penelitian.
2.
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari siapapun yang bukan merupakan
saksi yang terlibat yakni yang dapat memberikan keterangan atau data pelengkap
sebagaibahan pembanding (Margono,2005:45). Data sekunder dalam penelitian ini
adalah dokumentasi dari kantor desa (deskripsi tentang lokasi penelitian).
1.6
Teknik Analisis Data
Miles and Huberman (2013:246-252) mengemukakan bahwa
aktifitas dalam analisis data kualitatif dapat dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh.
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik
kualitatif, dengan mengikuti alur kegiatan seperti yang dijelaskan oleh miles
and huberman:
Sumber: Miles and Huberman (dalam sugiyono,2013).
Gambar 3.1
Teknik anallisis data
1.
Pengumpulan Data (Data
Collection).
Sebelum melakukan analisis data tentunyayang harus
dilakukan lebih awal adalah pengumpulan data. Proses pengumpulan data yang
dikerjakan oleh peneliti adalah turun langsung ketempat penelitian itu kemudian
mendatangi sumber sumber informasi tentang apa yang diteliti.Semua informasi
data yang telah dikumpulkan baru mulai dilakukan analisis data, mulai dari
reduksi data, penyajian data sampai vertifikasi data simpulan.
2.
Reduksi Data (Data
Reduction)
Mereduksi berarti merangkum data, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema pada polanya. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan
mencarinya apabila diperlukan. Setelah dilakukan reduksi data yang dianggap
sudah valid, maka dilakukan selanjutnya yaitu penyajian data.
3.
Penyajian Data(Display
Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data yang dapat
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan hubungan antar kategori,Flowchart dan sejenisnya.Dalam hal ini
Miles dan Huberman menyatakan “the most
frequent of display data from qualitatiferesearch data in the past has been
narrative text“.Yang paling sering digunakan untuk menyajikan datadalam
penelitian data kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
4.
Kesimpulan dan Ferifikasi (Conclusion:Drawing/Ferivying)
Langkah keempat dalam analisis data kualitatif menurut
miles and huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan yang kredibel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar