Selasa, 12 April 2016

DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TERHADAPA PEMBANGUNA PARIWISATA PANTAI KUTA DESA KUTA KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH




segala bidang dalam perubahan sosial dalam suatu masyarakat, dengan tujuan untuk membuat kemajuan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu dan tarif hidup masyarakat tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi saja tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk di dalamnya kebutuhan akan rekreasi. Salah satu bentuk kebutuhan akan rekreasi adalah dengan berwisata atau melakukan kunjungan obyek wisata. Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan. Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara disamping sektor migas. Di beberapa negara, pariwisata bertumbuh sangat besar dan menjadi alternative terbaik bagi wisatawan. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk menggalakkan pembangunan di sektor pariwisata.  Sumbangan pariwisata bagi pembangunan nasional, selain menyumbangkan devisa bagi negara, pariwisata juga mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional, yaitu: memperluas lapangan usaha, memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah, mendorong pelestarian dan pengembangan budaya bangsa, memperluas wawasan nusantara, mendorong perkembangan daerah, mendorong pelestarian lingkungan hidup, memperluas wawasan nusantara dan menumbuhkan rasa cinta tanah air (Karyono, 1997 : 89).
Pengembangan pariwisata ini akan berdampak sangat luas dan signifikan dalam pengembangan ekonomi, upaya–  upaya pelestarian sumber daya alam dan lingkungan serta akan berdampak terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat, terutama masyarakat lokal. Pengembangan kawasan wisata mampu memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah, membuka peluang usaha dan kesempatan kerja serta sekaligus berfungsi menjaga dan melestarikan kekayaan alam dan hayati. Diharapkan pengembangan pariwisata dapat berpengaruh baik bagi kehidupan masyarakat terutama masyarakat lokal dan mampu mendorong pengembangan berbagi sektor lain baik ekonomi, sosial, dan budaya. Dengan demikian, maka pembangunan pariwisata harus didasarkan pada criteria keberlanjutan yang artinya bahwa pembangunan dapat didukung secara ekologis dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Artinya, pembangunan berkelanjutan adalah upaya untuk  mengembangkan kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan. Banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang mempunyai harapan bahwa semua dagangan dan jasa yang mereka tawarkan kepada wisatawan dapat memuaskan dan nantinya wisatawan akan kembali lagi untuk menikmati dagangan dan jasa yang mereka tawarkan. Keberadaan wisatawan banyak memberikan masukan atau devisa bagi daerah atau masyarakat setempat, karena mereka membelanjakan uang yang dibawanya untuk makan, minum, membeli cinderamata dan sebagainya. Masyarakat daerah setempat secara tidak langsung merasakan adanya dampak dari pariwisata yang ada. Dampak yang menguntungkan seperti terciptanya  lapangan pekerjaan, meningkatnya pendapatan, dan meningkatnya keramaian. Sedangkan dampak yang merugikan seperti, masuknya pengaruh kebudayaan luar/asing. Sektor pariwisata merupakan salah satu andalan disamping industri kecil dan agro industri, merupakan suatu instrumen untuk menghasilkan devisa dan sekaligus diharapkan akan memperluas kesempatan kerja dan menciptakan kesempatan kerja dan menciptakan usaha bagi masyarakat. Kemajuan pariwisata dan pembangunan suatu daerah memiliki hubungan silang ketergantungan, artinya semakin maju sektor pariwisata, maka akan semakin besar kontribusi yang akan diberikan sektor pariwisata kepada pemerintah daerah tersebut, begitulah sebaliknya semakin maju pembangunan suatu daerah, maka sudah barang tentu tersedia sarana dan prasarana yang menunjang kemajuan pariwisata.
Kabupaten Lombok tengah merupakan salah satu kabupaten  yang memiliki berbagai jenis obyek wisata dan daya tarik wisata yang menarik untuk diperkenalkan kepada wisatawan domestik dan mancanegara. Kabupaten Lombok tengah  adalah salah satu daerah kaya akan obyek wisata alam, wisata budaya, peninggalan sejarah, dan wisata rohani. Obyek-obyek wisata tersebut diantaranya, pantai kuta, tanjung aan, batu payung, bau nyale. Oleh karena itu, pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Lombok tengah  pun harus dipandang sebagai potensi ekonomi yang sangat penting untuk menopang pembangunan di wilayah Lombok tengah  pada umumnya. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa pembangunan pariwisata dikabupaten Lombok tengah memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat terutama dampak sosial terhadap penyediaan kesempatan kerja kepada masyarakat, cukup besar telah membuktikan bahwa pembangunan pariwisata terus dikembangkan.
     Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukann penelitian dengan judul “dampak sosial ekonomi masyarakat terhadap pembangunan pariwisata tanjung aan desa kuta kecamatan pujuk kabupaten lombok tengah
1.1  Perumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusann masalah dalam penelitian ini adalah :
1.         Bagaimana peluang usaha masyarakat sekitar Obyek Wisata pantai kuta kabupaten Lombok tenngah ?
2.        Bagaimana peningkatan pendapatan yang didapat oleh pedagang kawasan.  Obyek Wisata pantai kuta kabupaten Lombok tenngah?
3.      Bagaimana penyerapan tenaga kerja di daerah kawasan Obyek Wisata pantai     kuta kabupaten Lombok tenngah ?
1.2  Tujuan Penelitian
   Adapun tujuan penelitian ini, adalah untuk mengetahui :
1.      Peluang usaha  masyarakat sekitar Obyek Wisata pantai kuta kabupaten   Lombok tengah
2.      Peningkatan pendapatan yang didapat oleh pedagang kawasan Obyek
Wisata   pantai kuta kabupaten Lombok tengah  
3.   Menyiapkan  tenaga kerja di daerah kawasan Obyek Wisata panatai kuta
      kabupaten Lombok tengah
1.3     Manfaat Penelitian
       Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis yaitu :
1.3.1        Manfaat Teoritis
     Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat di jadikan sebagai bahan acuan pembelajaran untuk ilmu pengetahuan sosial terutama dalam pendidikan geografi dan dapat di jadikan refrensi untuk menambah wawasan tentang pembangunan pariwisata
1.3.2        Manfaat Praktis
1.               Dapat digunakan sebagai bahan alternatif pertimbangan untuk pembangunan obyek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Lombok tengah,
2.                Sebagai sumber informasi tentang adanya dampak sosial ekonomi pembangunan pariwisata obyek wisata pantai kuta di Kabupaten Lombok tengah.




II LANDASAN TEORI
2.1  Kajian Pustaka
2.1.1        Pengertian Pariwisata
Pariwisata  adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha  yang terkait di bidang tersebut. Pariwisata  merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan  masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan pariwisata  dikatakan mempunyai efek yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami perubahan dalam berbagai aspeknya (Pitana, 2005:109).
Pariwisata dalam arti modern adalah fenomena zaman sekarang yang didasarkan pada kebutuhan akan  kesehatan dan pergantian hawa, penilaian dalam menumbuhkan cinta pada alam, kesenangan dan kenikmatan alam semesta pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan bangsa dan kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan perniagaan, industri, perdagangan, dan adanya semakin sempurna alat-alat pengangkutan, (Pendit, 1994 : 32).
Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju ketempat yang lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar  (Suwantoro,  2004 :3).
Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalana wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan yang lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olahraga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan, dan keperluan usaha lainnya. “pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu yang pendek, ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal, dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut; ini mencakup kepergian untuk berbagi maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata” (Pendit, 2006 :33). Dalam Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2010 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan:
1.  Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
2.  Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3.  Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
4.  Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama  wisatawan, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha.
5.  Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan
6.  Daerah Tujuan Pariwisata (Destinasi Pariwisata) adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
2.1.2        Pengertian Obyek Wisata
Dalam  undang  -  undang  nomor  9 tahun 1990, objek dan daya tari wisata adalah segala  sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Jadi objek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.
Dalam membangun objek dan  daya tarik wisata tersebut harus diperhatikan
keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat, sosial budaya setempat, nilai-nilai
agama, adat istiadat, lingkungan hidup, beserta objek dan daya tarik wisata itu
sendiri. Pembangunan objek dan daya tarik wisata dapat dilakukan oleh
pemerintah, badan usaha, dan perseorangan. Penggolongan jenis objek wisata
akan terlihat dari ciri khas yg ditonjolkan oleh tiap-tiap objek wisata. Objek wisata
dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu :
1.Objek wisata alam, misalnya : laut, pantai, gunung (berapi),danau, sungai, fauna (langka), flora (langka), kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam, lain - lain.
2. Objek wisata budaya, misalnya : upacara kelahiran, tari-tari  (tradisional), musik (tradisional), pakaian adat, perkawinan adat, upacara turun ke sawah, upacara panen, cagar budaya, bangunan bersejarah, peninggalan tradisional, festival budaya, kain tenun (tradisional), tekstil lokal, pertunjukan (tradisional), adat istiadat lokal, museum, dan lain - lain.
3.   Objek wisata  buatan, misalnya : sarana dan  fasilitas olahraga, permainan (layangan), hiburan (lawak/akrobatik dan sulap), ketangkasan (naik kuda),taman rekreasi, taman nasional, pusat - pusat  perbelanjaan, dan lain - lain  (Mappi S, 2001 :30-33).
2.1.3        Pembangunan Pariwisata
Pembangunan Pariwisata adalah suatu proses perubahan untuk menciptakan nilai tambah dalam segala aspek bidang pariwisata, mulai dari sarana prasarana, Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), dan aspek-aspek lainnya.
     Tujuan pembangunan kepariwisataan nasional adalah:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata.
2. Mengkomunikasikan Destinasi Pariwisata Indonesia dengan menggunakan  media pemasaran secara efektif, efisien dan bertanggung jawab.
3.  Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional,
4. Mengembangkan Kelembagaan Kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu menesergikan Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, dan Industri Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien.
2.2 Pembangunan
(Riyadi 1981: 16), menyatakan bahwa pembangunan adalah suatu proses dinamis yang meliputi berbagai kegiatan yang direncanakan dan terarah dengan melibatkan peran masyarakat banyak sebagai kekuatan pembaharuan untuk menimbulkan perubahan-perubahan sosial/struktur sosial yang mendasar maupun pertumbuhan ekonomi yang dipercepat tetapi terkendalikan dalam ruang lingkup keadilan sosial demi kemajuan dan kualitas hidup dan meningkatkan harkat dan martabat manusiawi. Pembangunan itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses sosial yang bersifat integral dan menyeluruh baik berupa pertumbuhan ekonomi, maupun perubahan sosial demi terwujudnya masyarakat yang lebih makmur. Dalam prakteknya proses pembangunan itu berlangsung melalui siklus produksi untuk mencapai suatu konsumsi dan pemanfaatan segala macam sumber dan modal, seperti sumber alam, sumber daya kemampuan manusia, sumber keuangan, permodalan dan peralatan yang terus menerus diperlukan dan perlu ditingkatkan. Dalam mencapai tujuan dari sasaran pembangunan ini dapat timbul efek samping berupa produk -produk bekas dan lainnya yang bersifat merusak atau mencemarkan lingkungan, sehingga secara langsung atau tidak langsung membahayakan terciptanya tujuan pokok pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
      Secara umum tujuan pembangunan ekonomi daerah adalah sebagai berikut :
1.  Mengembangkan lapangan kerja bagi penduduk yang ada sekarang
2.  Mencapai ekonomi daerah
3.  Mengembangkan basis ekonomi dan kesempatan kerja beragam
2.3 Dampak 
                 Dampak  adalah  setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktifitas manusia (Suratmo, 2004: 24). Dampak suatu proyek pembangunan pada aspek sosial ekonomi khususnya untuk negara berkembang terdapat pada komponen-komponen berikut yang ditetapkan sebagai indikator sosial ekonomi antara lain :
1)  Penyerapan tenaga kerja
2)   Berkembangnya struktur ekonomi, yaitu timbulnya aktifitas perekonomian lain akibat proyek tersebut seperti toko, warung, restoran, transportasi dan lain-lain,
3)  Peningkatan pendapatan masyarakat,
4)  Kesehatan masyarakat.
5)  Persepsi masyarakat.
6)  Pertambahan penduduk dan lain sebagainya.
3.4     Sosial Ekonomi
3.4.1  Sosial
    Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaa. Pegertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial menujukan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup perkerjaan dan kesejahteraan sosial.
     Dalam kamus bahasa indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat (Kbbi, 1996: 958). Sedangkan dalam konsep sosialogi, manusia sering disebut sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tampa adanya bantuan orang lain disekitarnya. Kata sosial sering diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat.
3.4.2        Dampak Sosial
     Merupakan perubahan yang terjadi pada manusia dan masyarakat yang diakibatkan oleh aktifitas pembangunan (Sudharto, 1995). dampak sosial muncul ketika terdapat aktifitas. Proyek  program atau kebijaksanaan yang diterapkan pada suatu masyarakat untuk intervensi ini mempengaruhi keseimbangan pada suatu sistem masyarakat, pengaruh tersebut bisa positif maupun negatif.
3.4.3        Ekonomi
      Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani : Oikos dan Nomos. Oikos berarti rumah tangga (house-hold), sedang Nomos berarti aturan, kaidah atau  pengelolaan. Dengan demikian secara sederhana ekonomi dapat diartikan  sebagai kaidah-kaidah, aturan-aturan atau cara pengelolaan suatu rumah  tangga. Definisi yang lebih populer yang sering digunakan untuk  menerangkan ilmu ekonomi tersebut, adalah salah satu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari tingkah laku manusia atau segolongan masyarakat, dalam usahanya memenuhi kebutuhan yang relatif tak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas adanya (Deliarnov, 2003 :23).
     Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah seseuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam lingkunganya.     Sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemempuan mengenai keberhasilan menjalankan usaha dan berhasil mencukupi kebutuhan hidupnya.
3.4.4     Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
      Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dapat di
kategorikan menjadi delapan kelompok besar (Cohen, 1984), yaitu:
1.  Dampak terhadap penerimaan devisa
2.  Dampak terhadap pendapatan masyarakat
3.  Dampak terhadap kesempatan kerja
4.  Dampak terhadap harga-harga
5.  Dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan
6.  Dampak terhadap kepemilikan dan control
7.  Dampak terhadap pembangunan pada umumnya
8.  Dampak terhadap pendapatan pemerintah.
2.4.5 Kondisi Sosial Ekonomi
    Keadaan sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang
keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial ekonomi menurut
(Abdulsyani 1994 : 45), adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok
manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat
pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi, sedangkan menurut
                          (Soerjono 2001 : 75), sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya.      Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian, keadaan sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan pemilikan kekayaan atau fasilitas serta jenis tempat tinggal.
3.4.5  Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keadaan Sosial Ekonomi
1.   Pendapatan
     Menurut (Sukirno 2011 : 47), pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain:
1.      Pdapatan pribadi, yaitu; semua jenis pendapatan yang  diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu negara.
2.       Pendapatan  disposebel, yaitu; pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah  yang dinamakan pendapatan disposebel.
3.   Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa            yang diproduksikan oleh suatu negara dalam satu tahun.
2.   Pendidikan
   Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar dalam perubahan tingkah laku menuju kedewasaan. Pendidikan diartikan sebagai pengetahuan, pemahaman,dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibinsyah, 2003:10).
3.   Kesehatan
   Kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam rentang sehat sakit yang bersifat dinamis dipengaruhi oleh perkembangan, sosial kultural, pengalaman masa lalu, harapan seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, pelayanan.
2.5 Kerangka  Berfikir
       Kerangka teori merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 283). Untuk lebih jelasnya mengenai alur pemikiran penelitian dapat dilihat pada skema berikut. Pada umumnya, masalah pariwisata telah diorientasikan ke arah kemajuan usaha, peningkatan ekonomi, dan pembangunan kawasan wisata tersebut. Dalam pembangunan pariwisata khususnya daerah yang diharapkan tentunya adalah peningkatan jumlah wisatawan. Selain itu, dilibatkannya masyarakat sekitar ke dalam pembangunan pariwisata tersebut akan memberikan dampak positif bagi mereka untuk meningkatkan taraf hidupnya. Pembangunan kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun masyarakat setempat melalui keuntungan ekonomi yang di dapat dari tempat tujuan wisata. Pembangunan infrastruktur dan fasilitas rekreasi juga menguntungkan bagi wisatawan dan warga setempat.





III  METODE PENELITIAN
3.1    Rancangan Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dan tujuan dan kegunaan tertentu. Margono (2007:19) mengatakan bahwa metode penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui, sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-rang dan prilaku yang diamati.
Sedangkan menurut Sugiyono, (2012:01) penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, olah raga, seni dan budaya, dan lain lain, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan bersama.
Sehubungan dengan pendapat diatas maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang akan di peroleh dilapangan lebih banyak bersifat informasi dan keterangan bukan dalam bentuk simbol atau angka. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang menghasilkan data yang bersifat kualitatif, karena peneliti tidak menyusun data atau menyimpulkan. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan alasan sebagai berikut: (a) penelitian ini dilakukan pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan, (b) penelitian ini menggunakan manusia sebagai alat penelitian, (c) jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif.
3.2    Lokasi Penelitia
Secara administratif Kuta Lombok terletak di Lombok Tengah bagian selatan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kuta merupakan salah satu Desa yang berada di kawasan pantai sehingga memiliki potensi yang besar dalam pengembangan aktivitas kepariwisataan. Secara administratif luas wilayah Desa Kuta yaitu 2.366 Ha dengan ketinggian tanah 5-10 mdpl, memiliki curah hujan 125 mm pertahun sehingga rata-rata suhu udara berkisar antara 18o C-34o C. Jenis dari dataran rendah, tinggi, pengunungan dan pantai adalah datar dan bergelombang. Berikut adalah batas wilayah administrasi.
Desa Kuta; Sebelah Utara :
Desa Rambitan Sebelah Timur :
Desa Sukadana dan Desa Sengkol Sebelah Selatan :
 Samudra Indonesia Sebelah Barat :
 Desa Prabu (Sumber: Profil Desa Kuta Tahun 2012-2013, 2014)
Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian.
3.3    Teknik Penentuan Informan
Informan adalah orang yang bisa dimanfaatkan untuk  memberikan informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian. Informan penelitian ini meliputi dua macam. Menurut Hendarso (2005,171) yaitu:
a.       Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang di perlukan dalam penelitian. Dalam hal ini informan kuncinya adalah masyarakat setampat yang berkerja dan berjualan di daerah wisata.
b.      Informan biasa merupakan sumber informasi yang melengkapi informan kunci, pemerintah lombok tengah
Penelitian ini menggunakan. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak (Sugiyono, 2011:68).
Alasan utama peneliti menggunakan teknik snowball sampling dikarenakan peneliti belum mengetahui kondisi secara spesifik yang berkaitan dengan lokasi penelitian, seperti keberadaan informan kunci secara pasti. Sehingga teknik snowball sampling lebih cocok digunakan dan memberikan beberapa keuntungan seperti Penelitian dapat dimulai dengan informasi yang terbatas dari responden awal, namun pada akhirnya informasi berkembang luas dan mendalam selain itu membantu menemukan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian namun sulit ditemukan atau tidak diketahui keberadaannya. Sehingga dapat meningkatkan jumlah responden dalam prosesnya guna mencapai hasil yang akurat serta membangun gagasan berdasarkan sumber-sumber dari jaringan yang terbentuk.
3.4    Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian agar memperoleh data yang akurat diperlukan berbagai teknik atau cara untuk mengumpulkannya. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
3.4.1        Observasi
Observasi adalah suatu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis yang digunakan untuk memperoleh informasi. Arikunto (2004:225) mengungkapkan bahwa observasi adalah suatu pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis dengan prosedur yang terstandar.
Penelitian ini menggunakan teknik observasi, yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti dan digunakan sebagai informasi data yang belum diperoleh sebelumnya. Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk melihat secara langsung perubahan yang terjadi di lokasi penelitian.


3.4.2   Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan informan yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,2010:186).
Pendapat lain juga mengatakan bahwa wawancara adalah bentuk komunikasi antar dua orang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh dengan data dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2008:180).
  (Esterberg, 2002:22) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur,dan tidak terstruktur.
1.        Wawancara Terstruktur(Struktured Interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, mengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanya telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan mengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data
2.        Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview)
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
3.        Wawancara Tak Terstruktur (Unstructured Interview)
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subyek yang diteliti. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus di teliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur dimana peneliti memberikan pertanyaan kepada informan dengan mengacu pada daftar pertanyaan yang telah disediakan dengan tujuan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk mempermudah peneliti dalam proses wawancara, maka disiapkan alat bantu berupa alat tulis dan buku, atau juga menggunakan recorder pada ponsel. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan interview (wawancara) terhadap 50 informan, baik terhadap informan kunci ataupun informan biasa yang bekerja di pembanggunan pariwisata.


3.4.3        Dokumentasi
Dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relavan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto, film documenter (Ridwan,2006:77). Secara bebas dapat di terjemahkan bahwa dokumentasi merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak yang dapat berupa catatan, anecdotal, surat, buku harian dan dokumen-dokumen (Djam’an dan Aan,2009:147). Penggunaan dokumentasi ini dimaksudkan terutama untuk memperoleh data umum tentang lokasi penelitian beserta dokumen-dokumen terkait dengan penelitian ini dalam bentuk dokumen.
3.5    Jenis Dan Sumber Data
3.5.1  Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini sangat mendasar untuk disklasifikasikan, mengingat kedua masalah ini akan melandasi kegiatan selanjutnya. Pemahaman jenis data adalah suatu hal yang mutlak dalam penelitian. Hal ini cukup beralasan karena dengan mengetahui data tersebut, peneliti dapat mencari alternative metode apa yang paling cocok sehubungan dengan jenis data yang tersedia. Data berdasarkan jenisnya menurut (Ridwan, 2002:8) adalah dua yakni:
1.        Data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi karakteristik berjudul pertanyaan atau berupa kata kata.
2.        Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka angka.
Dalam penelitian ini akan memfokuskan pada jenis data kualitatif yang menggunakan kalimat atau pertanyaan.

3.5.2 Sumber Data
Terdapat dua sumber data dalam penelitian ini :
1.        Data Primer
   Data Primer adalah data yang diambil langsung dari sumbernya tanpa perantara atau juga dapat dikatakan sebagai data yang diperoleh dari kesaksian seseorang dengan mata kepala sendiri sebagai orang yang mengetahui tentang obyek dan masalah penulisan (Moleong,2005). Dalam penelitian ini, data primernya adalah hasil wawancara, observasi langsung pada lokasi penelitian, dan dokumentasi kegiatan penelitian.
2.        Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari siapapun yang bukan merupakan saksi yang terlibat yakni yang dapat memberikan keterangan atau data pelengkap sebagaibahan pembanding (Margono,2005:45). Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dari kantor desa (deskripsi tentang lokasi penelitian).
1.6    Teknik Analisis Data
Miles and Huberman (2013:246-252) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dapat dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik kualitatif, dengan mengikuti alur kegiatan seperti yang dijelaskan oleh miles and huberman:
Sumber: Miles and Huberman (dalam sugiyono,2013).
Gambar 3.1 Teknik anallisis data
1.        Pengumpulan Data (Data Collection).
Sebelum melakukan analisis data tentunyayang harus dilakukan lebih awal adalah pengumpulan data. Proses pengumpulan data yang dikerjakan oleh peneliti adalah turun langsung ketempat penelitian itu kemudian mendatangi sumber sumber informasi tentang apa yang diteliti.Semua informasi data yang telah dikumpulkan baru mulai dilakukan analisis data, mulai dari reduksi data, penyajian data sampai vertifikasi data simpulan.
2.        Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi berarti merangkum data, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema pada polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya apabila diperlukan. Setelah dilakukan reduksi data yang dianggap sudah valid, maka dilakukan selanjutnya yaitu penyajian data.


3.      Penyajian Data(Display Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data yang dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan hubungan antar kategori,Flowchart dan sejenisnya.Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “the most frequent of display data from qualitatiferesearch data in the past has been narrative text“.Yang paling sering digunakan untuk menyajikan datadalam penelitian data kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
4.        Kesimpulan dan Ferifikasi (Conclusion:Drawing/Ferivying)
Langkah keempat dalam analisis data kualitatif menurut miles and huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan yang kredibel.









DAFTAR PUSTAKA
A.Yoeti, Oka. 2005.  Perencanaan Strategi Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.
Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Abdulsyani. 2002.  Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan. Jakarta : PT  Bumi
Aksara.
Arikunto, S. 2002.  Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Arsyad, Lincoln. 2004.  Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : bagian Penerbit
STIE YKPN.
BPS.  2010.  Kabupaten Semarang dalam angka 2009  -  2013. Ungaran  : BPS
Kabupaten Semarang.
Cohen, Erik. 1974.  Who Is A Tourist? A Conceptual Clarification. The
Sociological Review. The Heberw University.
Deliarnov. 2003. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Semarang.
Kabupaten Semarang dalam angka 2014. Ungaran : Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Semarang. (http://semarangkab.go.id)
Echalanti, Hendrita. A. 2010.  Dampak Pengembangan Kampoeng Wisata Taman
Lele Kota Semarang Terhadap Terciptanya Peluang Usaha Bagi
Masyarakat Sekitar.  Skripsi. Fakultas Ekonomi.  Universitas Negeri
Semarang.
Gerungan, W.A. 1996. Psikologi Sosial. Bandung : PT Eresco.
Karyono, A. Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta : Grasindo.
Mappi, Andi. S. 2001. Cakrawala Pariwisata. Jakarta : Balai Pustaka.
M, Nazir. 1998. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Paramitasari, Isna D. 2010.  Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap
Kehidupan  Masyarakat Lokal Dikawasan Dieng Kabupaten Wonosobo.
Pendit, Nyoman S. 2006.  Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta :
PT. Pradnya Paramita.
Pitana, I Gede & Putu G, Gayatri. 2005.  Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : CV.
Riyadi, Slamet. 1981.  Pembangunan Dasar-Dasar Dan Pengertiannya. hlm 16 2
Ibid, Hlm 17. Surabaya : Usaha Nasional.
Rogers, Everett M.  1994.  A History of Communication Study: A Biographical
Approach. New York: Free.
Santoso, Slamet. 2006. Dinamika Kelompok. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sudarmiatin. 2008. “Model Perilaku Konsumen dalam Perspektif Teori dan
Empiris pada Jasa Pariwisata”. Jurnal Ekonomi Bisnis Tahun 14 Nomor 1
Maret 2009. Malang : Universitas Negeri Malang.
Sudharto, P. Hadi. 1995. Aspek Sosial Amdal. Yogyakarta: Gajah Mada
Univercity Press.
Sugiyono. 2009.  Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Soekanto, Soerjono. 2002.  Sosiologi Suatu Pengantar. Dalam Abdulsyani.
Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Suratmo, Gunawan. 2004.  Analisis  Mengenai  Dampak  Lingkungan.  Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Suwantoro,  Gamal. SH. 1997.  Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit
Andi Yogyakarta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 1990 dan Peraturan
Pemerintah RI Tahun 2010 tentang Kepariwisataan.
Undang undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1950 tentang pembentukan
Kabupaten.
Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Sosial. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
(Sumber: Profil Desa Kuta Tahun 2012-2013, 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar