Kamis, 31 Maret 2016

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PADA “NYERI” DI PANTI WREDHA WENING WARDOYO



LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN
(NYERI)
1.    PENGERTIAN
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
2.    PENYEBAB/FAKTOR PREDISPOSISI
Berdasarkan penyebab, nyeri dapat disebabkan oleh rangsang mekanis (tusuk,
tembak, potong), listrik, termal (panas) atau kimia

3.    KLASIFIKASI
Nyeri dibagi dalam 2 kategori, yaitu :
1. Nyeri Akut
Awitan : timbulnya mendadak.
Tujuan : mengindikasikan bahwa kerusakan atau
cedera telah terjadi
Intensitas : ringan s.d. berat s
Durasi : durasi singkat (dari beberapa detik
sampai 6 bulan)
2. Nyeri Kronik  
Tujuan : -
Awitan : terus menerus atau intermiten
Intensitas : ringan s.d. berat
Respon tingkah laku terhadap nyeri
1) Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:
2) Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur)
3) Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir)
4) Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & tangan
5) Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan, Menghindari kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitas menghilangkan nyeri)
Individu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau menangis. Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri.

Faktor yang mempengaruhi respon nyeri
1)      Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.
2)      Jenis kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).
3)      Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.
4)      Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan bagaimana mengatasinya.
5)      Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.
6)      Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang cemas.
7)      Pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.
8)      Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.
9)      Support keluarga dan sosial
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan

Skala nyeri menurut bourbanis
Keterangan :
0      :Tidak nyeri
1-3   : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi
dengan baik.
4-6   :Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan   lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9    : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi
10         :Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul


4.      PATOFISIOLOGI/PATHWAY
Teori gate kontrol
Saraf perifer
            Reseptor alfa delta                                                               Serabut C
          Komponen cepat                                                     Lambat
                            Nyeri tajam, cepat hilang                                          Lebih dalam, tumpul
Gangguan rasa nyaman nyeri
                                                                                                            s


5.    PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pendekatan klinis rutin terhadap pengkajian dan penatalaksanaan ABCDE nyeri :
A : Ask/tanyakan nyeri secara teratur
      Asses/kaji nyeri secara sistematis
B : Believe/percaya apa yang dilaporkan klien dan keluarga serta apa yang mereka    lakukan untuk menghilangkan nyeri
C : Choose/pilih cara pengontrolan nyeri yang cocok untuk klien, keluarga, dan kondisi
D : Deliver/berikan intervensi secara terjadwal, logis, dan terkoordinasi
E : Empower/daya gunakan klien dan keluarga meraka
     Enable/mampukan mereka mengontrol pengobatan sejauh yang dapat dilakukan
6.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis
7.    RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat
diterima
Intervensi:
a)      Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5
Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau
keefektifan intervensi
b)      Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat
akses vena
Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman
c)      Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi
Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat
d)     Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat
Rasional : sebagai analgetik tambahan
e)      Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur
Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri

























Daftar Pustaka

1.      Perry dan Potter, 2002, Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Penerbit buku kedokteran :EGC
2.      Tarwoto dan Wartonah, 2000, Kebutuhan Dasar Manusia, Penerbit Medika Salemba : Jakarta
3.      http://www.scribd.com/doc/9501526/ASKEP-LEUKIMIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar